Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bartimeus, Si Buta Melihat Yesus!

27 Mei 2021   07:39 Diperbarui: 27 Mei 2021   07:50 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan, Kamis  27  Mei   2021

Mrk 10:46  Pada suatu hari tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." 50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" 52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Renungan

            Selama enam puluh enam tahun dapat melihat, saya memahami ucapan kakak saya beberapa puluh tahun lalu. Saat itu ia terpeleset ketika sedang mengecat eternit. Cat itu tertumpah kena matanya. Dalam perjalanan ke rumah sakit, dia bilang : "Kalau saya buta, lebih baik bunuh diri!" Rupanya dia tidak siap mental untuk menjadi buta. Sudah puluhan tahun melihat, tiba-tiba harus buta terlalu berat untuk dijalani. Sudah terbiasa dengan warna-warni pelangi kehidupan yang indah, jelas, terang benderang, tiba-tiba mesti  berhadapan dengan satu warna serba hitam, gelap, siapa suka. Buta, tidak melihat menghambat pengenalan kehidupan.

Bacaan Injil hari ini menarasikan kerinduan orang yang ingin lepas, terbebasdan ke luar dari hambatan itu. Banyak orang mengiringi perjalanan Yesus ke Yerikho. Disamping para murid-Nya, juga dibarengi massa  yang berbondong-bondong mengikuti-Nya.

Bartimeus,  anak Timeus adalah seorang pengemis buta, duduk di pinggir jalan. Rupanya ia tahu nama Yesus. Ketika didengarnya, bahwa rombongan itu adalah Yesus orang Nazaret, ia yang buta dan menderita berseru dengan seruan kesungguhan. "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!".

Banyak orang menegornya supaya ia diam. Rupanya para murid dan massa tidak mampu menempatkan diri pada sudut pandang Bartimeus yang bertahun-tahun tak mampu melihat, sehingga terhambat dan terbelenggu kehidupannya. Kerinduannya untuk terbebas dari hambatan semakin keras ia teriakkan.

Sementara  murid-murid-Nya dan banyak orang membungkam kerinduan Bartimeus, Yesus berhenti, berempati. "Panggillah dia!"  Lalu Bartimeus menanggalkan jubahnya, segera berdiri dan pergi mendapatkan-Nya.  Terjadilah pertemuan dan dialog pribadi antara Yesus dengan Bartimeus. Dan buahnya "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga Bartimeus melihat, lalu  mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Bartimeus,si pengemis buta, tahu tentang Yesus, mendengar rombongan Yesus lewat, berteriak menyebut nama Yesus. Sekalipun  ditegur banyak orang karena berteriak menyeru nama Yesus, namun semakin diperkeras teriak seruannya. Teriakkan kesungguhannya berhasil menghentikan Yesus.  Yesus memanggilnya.  Terjadilah pertemuan"face to face" dan dialog pribadi antar Yesus dengan si pengemis buta, yang pernah mendengar nama-Nya. Bartimeus, si buta jadi melihat dan mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sementara para murid dan banyak orang dalam rombongan itu sekalipun tidak buta, namun tidak sempat mengalami Yesus seperti Bartimeus alami. Tidak terjadi pertemuan dan relasi pribadi  dengan Yesus. Mereka bersama Yesus namun tidak mengalami relasi pribadi dengan-Nya. Selama bersaama-Nya, mereka belum atau tidak mengalami perubahan eksistensial dalam kehidupannya. .  

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Siapa yang sesungguhnya buta? Siapa yang sebenarnya tidak melihat Yesus? Siapa yang sejatinya tidak mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya? Bartimeus atau para murid dan rombongan massa itu? Di posisi manakah diri ini? Bartimeus atau massa yang mengiringi-Nya? Banyak orang mendengar namaYesus, adakah yang mengambil keputusan eksistensial seperti Bartimeus lakukan? Masih adakah pembungkaman teriakan Bartimeus masa kini? Apa bentuknya?

Yang buta melihat, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas. Hidupnya penuh syukur,  sukacita,  semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Si buta melihat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun