Mohon tunggu...
Bayu Saputra
Bayu Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup yang penuh perjuangan akan mudah menggapai masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjaga Warisan Budaya Melalui Pertanian: Cara Petani Tetap Setia pada Tradisi Nenek Moyang di Pertanian Modern

28 Maret 2023   03:00 Diperbarui: 28 Maret 2023   03:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia adalah negara agraris, yang 40% mata pencaharian mayoritas penduduknya bertani. Tidak kalah dengan itu, budaya gotong royong masyarakat Indonesia juga mampu menghadirkan keamanan dan ketentraman tersendiri bagi negeri yang terkenal dengan keindahan alamnya ini. 

Di Negara agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. 

Maka tidak heran, jika dahulu dalam bahasa Jawa, Indonesia dikenal sebagai negeri gemah ripah loh jinawi. Dalam Bahasa Jawa makna gemah ripah loh jinawi berarti tentram dan makmur serta sangat subur tanahnya.

Dalam masyarakat jawa khusunya daerah Grobogan masih menggunakan sistem pertanian tradisonal, namun sistem pertanian tradisional mulai memudar digantikan sistem pertanian modern.

Sistem pertanian tradisonal

Sistem pertanian tradisonal biasanya cara merawat, menanam, memanen masih menggunkan cara-cara tradisonal seperti pada saat membajak sawah masih menggunakan hewan kerbau dan pada saat menanam padi masyarakat Grobogan biasanya menghindari hari taun. Taun merupakan hari yang jatuh pada tanggal 1 suro, pada tahun 1956 saka taun bertepat pada hari Minggu Pon.

Pada hari Minggu Pon aktifitas menanam bahkan memanen padi biasanya tidak dilakukan para petani. Para petani menyakini Ketika menghindari hari taun akan mendapatkan hasil panen yang malimpah ruah. 

Pada sistem pertanian tradisonal dikenal juga dengan istilah Gropyokan Tikus, Gropyokan Tikus merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi hama khususnya tikus. 

Gropyokan dilakukan setelah para petani menam padi kebiasaan ini terdapat nilai gotong royong, saling membantu dan tolong menolong. Pada saat memanen padi biasanya para petani menyimpan gabah di Grobog. Grobog merupakan tempat untuk menyimpan padi dan terbuat dari kayu jati. Tradisi taun, gropyokan merupakan warisan budaya yang harus di lestarikan.

Sistem pertanian modern

Pertanian modern merupakan teknologi atau inovasi di bidang pertanian yang lebih maju, dari segi mesin, pengendalian hama penyakit sampai panen dan pasca panen. Teknologi pertanian terbaru di Indonesia bisa dikatakan berkembang cukup pesat. Meskipun beragam alat teknologi pertanian terbaru sudah dengan mudah ditemukan, anda juga masih bisa menemukan alat-alat tradisional seperti ani-ani, cangkul, sabit, garu, dan beberapa alat lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun