Mohon tunggu...
Bayu Mustaqim Wicaksono
Bayu Mustaqim Wicaksono Mohon Tunggu... Teknisi - Bayu

Mempelajari kapal, mengerjakan pesawat, menyukai kereta api, menggunakan sepeda, dan memilih mobil sebagai alternatif terakhir alat transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Leadership Talk Surabaya: Kesuksesan dan Kerja Keras (1/2)

3 Maret 2012   12:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:34 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Leadership Talk adalah acara nasional yang digagas oleh Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri untuk menyadarkan kita akan fenomena kepemimpinan nasional sekarang ini. Di Surabaya, PPSDMS Region IV mengadakan acara ini pada Sabtu (3/3) bekerja sama dengan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Pembicara utama yang diundang dalam acara ini adalah Walikota Surabaya, Ir. Tri Risma Harini, S.T, M.T, dan Walikota Surakarta, Ir. Joko Widodo atau sering dipanggil sebagai Jokowi.

Pada sesi pertama pollung, Prof. Daniel M. Rosyid (Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan ITS), Achmad Ferdiansyah, dan Rahmat Hariyanto terlebih dulu bercerita dan berbagi pengalaman dan kiat suksesnya. Rahmat sebagai mantan alumnus FK Unair menyajikan trik menjadi mahasiswa tidak biasa. Menurutnya, kita tidak bisa membuat orang lain sukses tanpa menjadikan diri sendiri sukses terlebih dahulu.

Sebagai mantan mahasiswa yang telah berkali-kali menang di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) dan menjadi Mahasiswa Berprestasi (mawapres), dirinya mendapati fakta bahwa IQ saja tidak cukup untuk menjadi orang sukses. Sebagai contoh, dalam penilaian mawapres, kriteria IPK hanya dipakai saat penjurian di tingkat perguruan tinggi saja. Karya ilmiah, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, dan kemampuan bahasa Inggris adalah fokus utama penilaian dewan juri.

Mahasiswa yang sedang mengikuti program profesi kedokteran ini juga mengungkapakan bahwa ada kemampuan EQ dan SQ yang lebih berperan untuk mencapai kesuksesan. Kemampuan EQ dan SQ tersebut adalah hasil kerja otak limbik (otak primitif) yang perlu diasah setidaknya 10 ribu jam untuk mencapai taraf mahir.

Ferdi (panggilan Achmad Ferdiansyah) berusaha mencapai kesuksesan dengan bekerja keras. “Pak Dahlan hanya tidur 4 jam sehari,” cerita Ferdi tentang hasil pembicaraannya dengan Dahlan Iskan pada penganugerahan Mandiri Young Technopreneurship Award. Di awal pembicaraan, dia memberikan sejumlah soal yang meskipun mudah, hanya 3 peserta yang berhasil menyelesaikannya. Inilah bukti bahwa mahasiswa hanya berpikir biasa dan tidak mencoba menjadi berbeda.

Contoh pemikiran “agak melenceng” dari Ferdi adalah Gerakan 1000 PKM bagi mahasiswa ITS. Padahal di tahun sebelumnya tidak sampai 500 proposal PKM yang berhasil dikirim ke Dikti. Ternyata, kerja keras dan pemikiran berbeda itu membuahkan hasil. Lebih dari 1000 proposal berhasil dikirim ITS ketika ia menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri Ristek BEM ITS. Pendekar 1000 PKM adalah julukan Ferdi sejak saat itu.

Di jagat bisnis pun sudah nama Ferdiansyah sudah terkenal melalui berbagai produk yang diproduksi dan dipasarkannya. Hetric Lamp dan Green Flame adalah barangyang telah luas dipasarkan. Rencanya, Green Flame akan dijadikan pengganti parafin sebagai bahan bakar memasak prajurit TNI saat di lapangan. Saat ini ia dan timnya sedang mengikuti tender pengadaan Green Flame tersebut.

Tiba giliran Prof. Daniel memberikan gagasannya mengenai masalah pendidikan dan korelasinya dalam membentuk kesuksesan. Kegagalan pendidikan yang tercermin dari perilaku koruptif Gayus dan Nazaruddin bersama-sama dengan kegagalan demokrasi dan desentralisasi adalah masalah Indonesia sekarang. Kegagalan desentralisasi karena sarjana tidak mau kembali ke daerah asalnya dan kegagalan demokrasi karena ketiadaan pemimpin yang memiliki integritas sebenarnya juga masalah pendidikan.

Oleh sebab itu, sebuah proposal gagasan telah ia kirimkan ke Mendikbud. Gagasan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mengubah budaya konsumtif menjadi produktif, mental pegawai menjadi mental pengusaha, dan kebiasaan menggunakan otak kiri saja menjadi penggunaan otak secara seimbang.

Kasus Siyami yang harus terusir dari kampungnya akibat ketidaksukaan tetangga-tetangganya terkait penolakan olehnya terhadap sontek massal yang terjadi di SDN Gadel 2 Surabaya adalah bukti bahwa nilai kejujuran bukanlah nilai utama dalam pendidikan saat ini. Guru lebih menuntut jawaban benar dibandingkan jawaban jujur. Bahkan, kejujuran seringkali harus dibayar dengan hukuman karena siswa tidak bisa menyelesaikan ujian. Bila terus-menerus seperti ini, maka siswa tidak akan memiliki jiwa kreatif yang diperlukan untuk menjadi wirausahawan.

Terkait dengan harapan ketiga pembicara mengenai harapan Indonesia masa depan, Rahmat akan berusaha mewujudkan rumah sehat (bukan rumah sakit seperti yang dikenal sekarang) yang tidak hanya mengobati masalah fisik, tetapi juga menyentuh aspek kejiwaan pasien. Ferdi berencana untuk terus mengembangkan bisnisnya dan melanjutkan program pelatihan soft skill pemuda melalui Sang Juara School untuk mengisi kekosongan pendidikan nilai karakter pada pendidikan formal.

Lalu bagaimana Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun