Mohon tunggu...
Bayu Mustaqim Wicaksono
Bayu Mustaqim Wicaksono Mohon Tunggu... Teknisi - Bayu

Mempelajari kapal, mengerjakan pesawat, menyukai kereta api, menggunakan sepeda, dan memilih mobil sebagai alternatif terakhir alat transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ada Saudara Baru Saat Berbuka

19 Mei 2018   23:15 Diperbarui: 19 Mei 2018   23:19 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana buka puasa bersama - Ilustrasi. (Bayu M. Wicaksono)

Jadi, manusia-manusia yang salatnya tanpa zikir dan doa terpaksa menunggu dengan perut keroncongan lumayan lama. Maklum, selalu ada jamaah yang doa ditambah salat rawatibnya lebih lama daripada salat magrib. Dan itu banyak. Terutama mahasiswa tingkat akhir.

Oke, kembali ke lingkaran kita. Ga asyik dong sudah kumpul berhadap-hadapan tetapi diam-diam aja. Ponsel dengan segudang aplikasi belum familiar di zaman itu. Dipastikan bahwa tidak ada yang sibuk dengan ponsel masing-masing.

Daripada canggung dan ga ada kerjaan, momen ini biasanya diisi dengan saling berkenalan. Minimal ada obrolan. Setelah nama dan jurusan diketahui, baru deh percakapan bisa berlanjut ke berbagai materi.

Dari kalkulus yang sulit hingga event yang hits di kampus saling mengisi perbincangan sebelum makan. Sering pula bertukar nomor ponsel, kalau ndlalah ternyata teman sekampung sendiri. Tenang ga pernah ada yang lanjut ke pelaminan. Kumpulnya kan sesama laki-laki dan sesama perempuan.

Bagi peserta buka bareng garis keras (tiap buka puasa pasti di masjid), aktivitas itu berulang terus-menerus selama hampir 30 hari berpuasa. Kampus biasanya baru libur 3 hari sebelum hari raya.

Tak jarang, di hari dan lingkaran yang berbeda jamaah bertemu lagi dengan orang yang sama di lingkaran sebelumnya. Kalau sudah begitu, pasti serasa sudah mengenal akrab walaupun hanya bertemu beberapa waktu. Itung-itung saudara baru. Maklum, merantau itu berat. Sepi, sendiri, makannya itu-itu lagi.

Riuh rendah percakapan hilang ketika panitia datang dengan plastik-plastik besar berisi makanan. Cara pembagiannya pun bukan per orang, tetapi per kelompok. Jadi, kalau jumlah jamaah melebihi jumlah makanan, ujung-ujungnya harus makan bareng. Tiga atau empat bungkus nasi untuk lima orang. Buka bungkusnya, tuang isinya, campur, dan makan bersama.

Buka puasa di tempat mana coba yang lebih mengakrabkan dibandingkan ini?

Maaf, karena saat itu ponsel berkamera belum familiar juga, jadi ga ada foto aslinya yaaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun