Mohon tunggu...
Bayu Aswenda
Bayu Aswenda Mohon Tunggu... Humas PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah -

Tinggi diatas rata-rata namun tidak diimbangi dengan packaging perut yang proporsional. Sedap dipandang namun sayang bukan untuk dipegang. "Sopo wani rekoso bakal nggayuh mulyo".

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kepulan Asap Penggerak Roda Ekonomi

20 April 2016   19:30 Diperbarui: 24 April 2016   10:34 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Emas Hitam di Asam-Asam - Photo by : Kontan, Muradi"]

[/caption]

Emas Hitam Asupan PLTU

Warnanya hitam, kotor dan akan meninggalkan bekas di tangan saat menyentuhnya. Sekilas mungkin tidak menarik namun istilah “emas hitam” untuk batubara pasti memiliki makna. Tidak lain karena manfaatnya yang sangat luar biasa. 

Batubara merupakan salah satu sumber energi yang ketersediaannya cukup melimpah di Indonesia. Salah satu daerah penghasil batubara terbesar adalah Kalimantan Selatan. 

Batubara terbilang murah untuk diekstrak dan baik digunakan sebagai penghasil listrik. Potensi ini membuat Kalimantan Selatan patut memiliki pembangkit listrik dengan batubara sebagai bahan baku utamanya.

Sebagaimana diketahui, terdapat berbagai macam jenis pembangkit listrik seperti tenaga diesel, gas, surya, air, uap bahkan nuklir. Salah satu jenis pembangkit yang berbahan baku batubara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau orang biasa mengenalnya dengan nama PLTU. 

Untuk memperoleh nilai keekonomian maka pembangunan sebuah PLTU harus juga memperhitungkan lokasi bahan baku utamanya. Salah satu jenisnya adalah PLTU mulut tambang (mine mouth) yang dibangun dekat dengan sumber energi primernya. Tujuannya adalah untuk meminimalisir biaya angkut batubara.

Sejak tahun 2000, di Desa Asam-Asam yang kaya akan batubara telah berdiri bangunan megah berwarna biru dan memiliki cerobong asap yang menjulang tinggi sebagai ciri khasnya. Sekitar empat kilometer jarak yang diperlukan untuk menuju bangunan tersebut dari pinggir jalan raya Banjarmasin – Kotabaru tepatnya di kilometer 122.

Aktivitas hilir mudik truk pengangkut batubara selalu meramaikan jalan dengan lebar lebih dari 10 meter tersebut. Lagi- lagi debu menghiasi jalanan akses masuk ke bangunan yang sepertinya tidak pernah berhenti mengepulkan asap. Bahkan, tatkala sudah semakin mendekat, suara deru mesin dari bangunan tersebut akan terdengar semakin kencang.

Setiap hari, truk-truk silih berganti menuju ke arah bangunan biru tersebut untuk mengangkut batubara yang merupakan bahan bakar utamanya. Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 160 ha tersebut adalah kebanggaan warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. 

Perannya begitu penting bagi kehidupan warga Banua. Karena itu, penjagaan ketat dari security menjadi pemandangan biasa. Mereka selalu sigap melakukan pengecekan kepada siapapun, orang atau kendaraan, yang akan memasuki kawasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun