Mohon tunggu...
Bayuaji Dhanurendra Putra
Bayuaji Dhanurendra Putra Mohon Tunggu... pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pater Jesuit dalam Pendidikan di Kolese Kanisius: Menanam Nilai-Nilai Ignatian

20 Mei 2025   22:08 Diperbarui: 20 Mei 2025   22:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolese Kanisius, sebagai salah satu institusi pendidikan tertua dan paling bergengsi di Indonesia, bukan hanya dikenal karena prestasi akademiknya, tetapi juga karena karakter lulusannya yang kuat secara moral dan spiritual. Di balik reputasi itu, berdirilah para Pater Jesuit yang selama hampir satu abad menjadi tulang punggung dalam membentuk jati diri pendidikan Kanisius. Peran mereka tidak hanya sebagai pengajar agama atau pembimbing rohani, tetapi juga sebagai penjaga nilai, pendamping formasi karakter, dan penggerak semangat 4C+1L: Conscience, Commitment, Compassion, Competence, dan Leadership.

Sebagai bagian dari jaringan pendidikan Jesuit di seluruh dunia, Kolese Kanisius mengadopsi pendekatan Ignasian dalam mendidik, yaitu membentuk manusia seutuhnya---baik dari sisi intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial. Para Pater Jesuit, dengan caranya masing-masing, menanamkan nilai-nilai ini bukan hanya di dalam kelas, tetapi lebih penting lagi melalui keteladanan hidup mereka. Inilah salah satu kekuatan utama pendidikan Kanisius: pendidikan lewat teladan.

Nilai conscience (kesadaran nurani) diajarkan bukan hanya lewat pelajaran agama atau kegiatan retret, tetapi juga lewat ajakan refleksi yang konsisten. Pater Jesuit melatih siswa untuk mampu membedakan yang baik dan benar, untuk hidup dengan integritas di tengah dunia yang penuh kompromi. Refleksi harian, rekoleksi, hingga latihan rohani menjadi sarana untuk membentuk nurani yang tajam dan tangguh.

Kemudian ada commitment, atau komitmen yang teguh terhadap tanggung jawab dan nilai hidup. Para Pater menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar tentang mengejar nilai, tetapi tentang kesetiaan terhadap proses, usaha, dan pengabdian. Dalam banyak kegiatan sekolah---baik di bidang akademik, olahraga, seni, maupun sosial---para siswa diajak untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai, dan melakukannya dengan sepenuh hati.

Nilai compassion (belarasa) adalah inti dari spiritualitas Jesuit. Pater Jesuit tidak hanya mengajak siswa untuk peduli terhadap sesama, tetapi juga mendorong mereka untuk berbuat sesuatu bagi mereka yang lemah, tertindas, atau tersisih. Melalui berbagai program seperti Kanisius Peduli, Live-in, atau kunjungan ke masyarakat marjinal, para siswa dilatih untuk memiliki empati yang aktif, bukan sekadar simpati pasif.

Sementara itu, competence (kompetensi) menjadi bagian penting dari identitas Kanisius. Pendidikan tidak akan lengkap tanpa kemampuan dan kecakapan yang mumpuni. Namun, kompetensi di sini tidak hanya merujuk pada kecerdasan akademik, tetapi juga pada keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta kemampuan komunikasi dan kerja sama. Pater Jesuit mendukung semua aspek ini melalui sistem pembelajaran yang menyeluruh dan dialogis.

Dan yang terakhir, leadership (kepemimpinan). Pater Jesuit percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk memimpin---bukan dalam arti kekuasaan, melainkan dalam kemampuan untuk memengaruhi dan melayani. Di Kanisius, siswa diberi ruang untuk mengembangkan kepemimpinan melalui OSIS, ekskul, dan berbagai proyek sosial, dengan nilai-nilai Jesuit sebagai fondasi etika mereka.

Semua nilai ini tidak berdiri sendiri. 4C+1L adalah bentuk konkret dari semangat "menjadi manusia untuk dan dengan sesama" yang menjadi identitas pendidikan Jesuit di seluruh dunia. Dan di Kanisius, para Paterlah yang memastikan nilai-nilai ini hidup, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai pengalaman sehari-hari siswa.

Di tengah arus globalisasi dan komersialisasi pendidikan, Kolese Kanisius tetap berdiri teguh sebagai sekolah yang tidak hanya mencetak siswa pandai, tetapi juga pribadi yang sadar, berkomitmen, penuh kasih, kompeten, dan siap memimpin dalam semangat pelayanan. Semua ini tidak lepas dari peran vital para Pater Jesuit yang setia membimbing, mendampingi, dan memberi teladan.

Dalam dunia yang terus berubah, peran Pater Jesuit mungkin tampak sunyi, namun pengaruhnya terasa dalam kehidupan ribuan alumni yang telah menyebar ke berbagai penjuru negeri, membawa serta nilai-nilai yang mereka tanamkan. Dan selama para Pater masih hadir di Kanisius, nilai-nilai itu akan terus hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun