seringkali bahkan air tidak mengalir. selain itu ketika musim ramai penumpang, bahkan rumah makan tersebut tidak punya stok nasi. rasa masakan juga tidak karuan serta harga yang mahal.
ya. saya pernah menyampaikan keluhan ke kru bus yang tempat berhentinya di rumah makan tersebut. apa jawab si kru, gimana lagi mas wong itu sudah ketentuan dari manajemen bus. ternyata rumah makan itu jadi tempat istirahat tersebut telah dimulai sejak si bus merintis rute ke jakarta.
jadi tidak elok bila kini setelah armadanya cukup banyak meninggalkan si rumah makan. si kru bus juga bercerita, sebenarnya keluhan penumpang soal rumah makan sudah diketahui. namun manajemen bus masih tetap setia dengan si rumah makan. harap maklum ternyata si pengurus rumah makan ternyata juga mengurusi bus jika ada persoalan/masalah/kecelakaan di pantura.
akhirnya daripada harus makan di rumah makan tersebut, saya memilih untuk membawa bekal sendiri dan tidak akan membeli apa pun dari si rumah makan. begitu berhenti di rumah makan tersebut saya hanya jalan-jalan saja melihat bus yang sedang berhenti.hanya berharap si rumah makan mau berubah, jika banyak penumpang yang tidak mau membeli masakannya. atau berharap si bus tidak lagi berhenti di rumah makan tersebut. semoga
salam dari lombok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H