Mohon tunggu...
Bayu A Nugroho
Bayu A Nugroho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

اللهم صل على سيدنا محمد و على آله...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menjemput Impian?

29 November 2012   13:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:28 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13543450261768591978

Oleh : Bayu A. Nugroho Menjemput impian. Setidaknya begitulah kata yang bisa saya ungkapkan ketika melihat sebuah foto yang di kirimkan teman saya lewat BBM(black berry messenger). Karena dalam gambar tersebut terpampang beberapa foto anak kecil yang tengah istirahat diatas kasur usai acara khitan masal dengan tali yang menggantung diatasnya, menggait sarung di bawahnya agar tidak mengenai kemaluan anak-anak yang usai disunat. Mengamati gambar tersebut ternyata mengundang dua senyuman berbeda bagi saya secara pribadi, di satu sisi saya tersenyum karena pengalaman saya waktu sunat tempo dulu. Bagaimana suasana ketakutan yang tercipta menjelang acara khitan, belum lagi ditakut-takutinya, juga perasaan bahagia karena dapat duit banyak dari keluarga, tetangga dan guru serta teman sekolah yang berkunjung. Banyak yang menganjurkan agar membeli hal-hal menarik, seperti kamera, vcd, motor dan lain-lain. Tapi namanya juga anak kecil saya lebih memilih game console daripada itu semua. Dalam gambar tampak jelas raut kebingungngan dan sedih anak-anak yang timbul. Seakan-akan mereka menatap sebuah masa depan yang menakutkan di depan mata. Padahal, seharusnya setelah lewat masa-masa khitan itu justru mereka akan mendapati hari-hari yang cerah. Karena hakikatnya mereka sudah bisa di katakan sudah menjadi separuh pria sejati, tinggal mencari pasangan yang baik untuk dinikahi secara baik di kemudian hari. Mungkin, kondisi 'menjemput impian' pada gambar tersebut tidaklah cocok bila kita bandingkan dengan keadaan kemanusiaan yang terjadi di negri palestina. Dimana tiap harinya, banyak anak-anak kecil yang mati bergelimpangan dimana-mana. Bukan hanya anak kecil tapi bayi pun tak luput dari kebiadaban sikap hewani manusia. sudah cukupkah? Ternyata belum, janin bayi dan ibunya pun tak luput menjadi korban bahkan gadis-gadisnya banyak pula yang dilecehkan.sungguh terlalu. sisi inilah yang terkadang mengundang senyum tipis di wajah saya. Sebuah senyum simpul, tipis, seakan memaksa. Seakan melihat dua keadaan yang berbeda dalam satu gambar dan satu kondisi. Yaa! begitulah kehidupan, selalu sulit ditebak, penuh ironi dan selalu ada dua sisi yang bertolak belakang. Hal yang dapat kita lakukan hanya bersyukur dan terus bersyukur. Moga tanah air kita ini tetap makmur dan sejahtera dalam kemerdekaan. Sehingga kita bisa terus menciptakan generasi 'menjemput impian' yang sesungguhnya.amin.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun