Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Membangun Personal Branding di Dunia Maya dengan Menyampingkan Jati Diri pada Dunia Nyata

10 Juni 2021   19:30 Diperbarui: 10 Juni 2021   21:59 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips membangun personal branding di dunia maya (foto dari klasika.kompas.id)

Sejatinya personal branding memiliki dua tempat yang berbeda, baik di dunia nyata dan dunia maya. Apakah tidak dapat disatukan? Mengapa harus ada dua personal branding? Wajibkah kita memiliki kedua personal branding tersebut?

Zaman dahulu, personal branding hanya ada dalam kehidupan nyata. Seseorang dapat mengenali diri kita karena kita berhadapan langsung (melihat, meraba, dan mendengar) apa-apa yang dilakukan oleh diri kita kepada orang lain.  

Sekarang, personal branding ada dalam dunia maya, dunia dalam jaringan, dunia internet. Seseorang tidak dapat mengenali secara pasti jati diri kita, sebab orang lain hanya melihat diri kita dari sisi karya yang dihasilkan, tanpa harus tahu kenyataan secara faktual di dunia nyata.

Dengan demikian, seseorang akan memiliki satu bahkan dua personal branding dalam kehidupan, baik dunia nyata dan dunia maya.

Saya pun percaya, reputasi dunia nyata bakal memengaruhi citra diri kita sendiri, baik di dalam dunia nyata maupun dunia maya sekalipun. Maka dari itu, timbullah inisiatif membangun personal branding pada dunia maya sebagai ajang aktualisasi diri dalam kehidupan.

Hal itu dilakukan, apabila diri kita tidak memiliki reputasi yang baik dalam dunia nyata. Kemudian, mencoba peruntungan di dunia maya dengan membangun personal branding yang kita cita-citakan. Apakah berhasil? Usaha tidak akan mengkhianati hasil, tapi keberuntungan dapat mengkhianati usaha.

Kita ambil contoh, Kak Seto. Beliau di kehidupan nyata sudah memiliki personal branding tersendiri, sudah terbentuk sebelum adanya internet atau sebelum internet masuk ke Indonesia. Ketika internet mulai menyebar di Indonesia, Kak Seto semakin luas dikenal masyarakat dengan personal branding yang sama. Hal ini disebabkan, Kak Seto sudah punya tempat di hati masyarakat (publik), jadi citra dirinya (dunia nyata) pun ikut ke dalam dunia maya. 

Sederhananya begitu. 

Lantas, apakah personal branding dapat dipisahkan?

Jika bisa disatukan (personal branding di dunia maya mengikuti personal branding dalam dunia nyata), kenapa tidak bisa dipisahkan? Jelas sangat bisa. 

Apalagi bagi mereka yang memiliki personal branding di dunia nyata kurang baik karena reputasi buruk, maka bisa memanfaatkan dunia maya guna membangun personal branding anyar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun