Mohon tunggu...
Herry Jonathan
Herry Jonathan Mohon Tunggu... -

Seorang pemerhati berbagai issue yang suka bola,bulutangkis dan tenis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pacarku dan Anjing

30 November 2010   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada pepatah dalam Bahasa Arab yang bilang,”Jika kamu menghentikan langkah acap kali anjing menggonggong,maka jalanmu tidak akan berakhir.” Memang sih seharusnya jangan begitu,tapi masalahnya,aku selalu begitu.Aku ini takut sekali dengan anjing.Jangankan menggonggong,melihat sang anjing baru membuka mulut seperti akan menggonggong,aku langsung diam membeku,untuk kemudian loncat karena kaget dan segera menghindar menjauh.Tapi pepatah itu tidak sepenuhnya benar.Buktinya aku selalu bisa tiba di tempat tujuanku.Mau ke mana juga sampe.Lho,kok bisa?

Ya pake mobil dong.Mungkin pepatah itu diciptakan udah lama banget kali ya,waktu mobil belum ada dan orang-orang masih pada jalan kaki semua,atau masih pada naek unta.Tapi intinya bukan itu,intinya ya aku takut anjing. Dari anjing yang segede sapi,sampe anjing yang baru lahir,asalkan dia bisa menggonggong,maka itu sudah cukup.Cukup untuk membuat aku berkeringat dingin tak berdaya.

Rasanya ini sudah seperti fobia,walaupun aku ngga tau pasti apakah ada fobia terhadap anjing.Ya semoga saja belum ada.Jadi aku menjadi orang pertama yang menemukannya,siapa tau aku bisa dapet nobel.Karena aku penemunya,sah-sah saja dong kalau aku yang memberi nama. Doggiephobia,cukup imut bukan?

Sebenarnya dulu,saat aku berkata dulu;yang aku maksud adalah sekitar 20 tahun yang lalu;aku ini tidak takut anjing lho.Aku biasa aja sih sama anjing.Tapi ngga takut.Masih jelas terngiang peristiwa menyedihkan itu.Suatu malam,aku bermain-main dengan tetangga.Dengan sepeda,kami main polisi-maling.Kebetulan aku jadi malingnya.Begitu menghayati peranku sebagai maling,aku pacu sepedaku sekencang-kencangnya.Masuk ke gang sebelah rumah,ada sekumpulan anjing yang mungkin sedang ngerumpi merencanakan apa yang akan mereka lakukan weekend nanti.Wusssh! Aku menerobos dengan kencangnya mencoba lolos dari kejaran ‘polisi-polisi’ itu.

Rupanya ada seekor anjing,yang tidak senang dengan ulahku,atau mau nampang di depan teman-temannya,ga tau deh.Ia mengejarku dengan buasnya.Akupun dikejar ‘polisi’ dan juga anjing.Anjing keparat itu hanya butuh beberapa detik untuk menggigit bokongku.Membuat aku terjatuh dari sepeda dan menangis kesakitan sekencang-kencangnya.Dan sialnya,anjing itu ternyata anjing liar! Rasa sakit di bokongku belum hilang saat malamnya aku harus menerima suntikan supaya tidak terkena penyakit rabies.

Sejak saat itu,aku dan anjing bagaikan air dan api.Aku berusaha sebisa mungkin menghindari kontak dengan anjing.Walaupun harus kuakui,dalam hati kecilku aku ingin bersahabat dengan anjing,apalagi ada juga kan anjing yang lucu.Tapi itu hanya sesaat.Sewaktu ia menggonggong,maka aku harus melupakan semua itu.

Dan sialnya juga,pacarku yang sekarang ini begitu suka dengan anjing.Hal yang membuat aku harus rela dan pasrah jika kencan kita yang sudah kubayangkan begitu indah jadi hancur berantakan,batal karena anjingnya yang sedang panas dalam,susah buang air besar,sariawan,gusi berdarah dan masih banyak lagi.Belum lagi waktu apel,aku harus berkeringat dingin duduk berduaan di hadapan sang anjing yang kadang menggonggong.Bawaan hati sih pengen lari,tapi gimana dong,aku sayanggg banget sama si yayangku ini.

Pernah waktu aku di rumahnya,aku batuk tersedak-sedak setelah makan biskuit.Mendengar batukku yang begitu parah,ia bertanya,”Kamu kenapa?” Lalu aku jawab dengan gaya yang sok cool.”Ngga kenapa-napa kok.” Ia segera beranjak ke lemari es,mengambil sebotol air dan membukanya seraya berjalan ke arahku.Aku sudah senyum-senyum memejam mata penuh kesenangan mengetahui pacarku yang begitu perhatian ini.Sewaktu aku membuka mata,ternyata air itu malah dituangkan untuk minum anjingnya.Nasib nasib…

Di samping itu,aku takut sekali dengan pacarku ini.Entah mengapa,padahal semua wanita dari yang judes,galak,nyebelin selalu bisa kuhadapi dengan enteng.Tapi dengan yang ini,aku mati kutu,aku selalu tunduk.Mungkin karena aku terlalu sayang kali ya,jadi takut kehilangan.Itulah yang selalu kukatakan pada diriku sendiri,sebagai penghibur di malam hari saat aku tidak bisa tidur karena merasa tak ada harga diri.

Waktu terus berlalu,dan anjing terus menggonggong.Suatu malam,aku telah berpakaian rapi hendak ke rumahnya.Lengkap dengan setangkai bunga mawar dan sekantung makanan anjing.Yayang tidak tahu kalau hari ini aku akan datang.Dia tahunya aku akan pergi ke luar kota,menjalankan tugas kantor.Tapi ternyata itu dibatalkan,jadinya aku ke rumah yayang deh.

Dan akupun tiba di rumahnya.Saat hendak turun dari mobil,aku terhenyak melihat ia sedang duduk bermesraan dengan rekan kerjaku,yang dari dulu memang sudah suka padanya.Selidik punya selidik,ternyata hubungan itu sudah berjalan sekian lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun