"Bloohh.....!. Tidak apa-apa. Kamu sudah diklaskan disembelih seorang haji konglomerat kampung yang sangat baik hatinya. Sudah sering umroh, dan figurnya suka berbagai sesama yang membutuhkan. Nanti kamu di akhirat katanya bisa dijadikan kendaraannya yang diberkahi. Aku tidak akan menggelonggongmu kok Bloohh......!. Kata Klowor seperti sedang membujuknya.Â
    'Bloohh......!. Betul saya tidak berbohong......saya berterus terang tidak akan menggelonggongmu!." Klowor terus membujuk sapi  limousine itu.
    Perasaan Klowor sapi semakin membelalak semakin nanar matanya memelototinya. Gombloh menggeliat ke kanan-kiri, kaki belakang ganti menyepak-nyepak. Para pembantunya ikut memegangi tali kendali sapi dengan sekuat-kuatnya. Sapi semakin terasa liar, kepalanya mengibas kuat ke kiri, tali tersendal kuat dan menjatuhkan para pembantu Klowor yang ikut memegangi tali kekangnya.Â
    Gombloh terlepas bersama tali kendalinya. Berlari ke arah timur menuruti gang, yang buntu ke Bengawan Solo. Klowor berlari menyusul sapi limousine yang terlepas dengan berteriak-teriak keras tidak karuan.Â
    "Bloohh........!. Sungguh, Bloohh....  saya tidak bohong, saya tidak akan menggelonggongmu!.".  Â
    " Bloohh......Gombloh..... sungguh Bloohh!."
Gombloh berlari kencang terus arah ke timur sepanjang gang buntu di depan rumah Klowor. Gombloh berlari terus sepanjang gang buntu, dan byuurr......masuk arus banjir besar Bengawan Solo. Para pembantunya Klowor berteriak-teriak memanggil Klowor yang mengejar sapi.
    Mendengar orang-orang berteriak keras-keras, sebagian tetangga yang dekat pada ke luar rumah, ingin mengetahui duduk persoalannya. Setelah mengetahui ikut berlari ke timur menyusul Klowor. Sampai di Bengawan Solo  Klowor yang menyusul sapinya, tidak mengurangi laju larinya. Sungai Bengawan Solo yang sedang meluap banjir tidak  diperhatikan lagi. Klowor langsung ditelan pusaran banjir besar Bengawan Solo. Kepalanya remang-remang agak tidak kelihatan, sebelum seluruh badannya  hilang di telan  pusaran banjir. Orang-orang pada geger, mau menolong akan tetapi tidak mungkin. Keadaannya hanya serba salah, saling tidak berdaya, menolong Klowor yang kalap karena banjir. Sorot lampu baterai tidak mampu juga menyinari malam yang masih gelap. Keadaan hanya kelihatan temaram kegelapan Bagaimana lagi, keadaan malam!. Bengawan Solo lagi banjir!."
    Sebagian orang melaporkan ke perangkat desa, ke Polsek dan sebagian melapor ke bagian resque banjir. Matahari menyingsing, mulai menunjukkan sinar yang sesungguhnya. Bengawan Solo kelihatan menggelegak airnya, yang baru saya menelan sapi dan Klowor. Airnya yang kecoklatan keruh berpilin deras mengalir jauh, membawa kedukaan yang mendalam pagi ini.
    Agak siang, kira-kira jam sembilan, Klowor sudah ditemukan oleh tim resque. Tentu saja Klowor sudah menjadi mayat, tersangkut di rumpun bambu pinggir Bengawan Solo. Perutnya  dibikin kembung, seperti sapi yang pernah digelonggongnya. Gombloh tidak ada kabarnya, entah sampai di mana bangkainya?.
SukoharjoÂ
Kamis. 25 September 2025. 09.39.