Moh. Hendi Dharma Putra (D4 Teknologi Rekayasa Manufaktur)Â
Selama seminggu penuh, dari tanggal 18 hingga 25 Juli 2025, suasana desa dipenuhi keceriaan dan semangat gotong royong. Anak-anak dan ibu-ibu PKK dengan antusias ikut membersihkan lahan, mengolah tanah, dan menanam 20 jenis tanaman obat yang menakjubkan. Bayangkan, ada kunyit yang warnanya kuning cerah, jahe yang hangat, dan sereh yang wangi! Setiap tanaman diberi plang nama dengan deskripsi sederhana.
Tapi tunggu dulu, ada yang lebih canggih! Para mahasiswa menambahkan "sentuhan digital" pada taman ini. Setiap plang nama dilengkapi dengan kode QR. Jadi, kalau penasaran dengan manfaat jahe untuk kesehatan, tinggal pindai QR code-nya pakai HP, dan simsalabim... semua informasinya langsung muncul! Ini membuat taman TOGA tidak hanya indah, tapi juga jadi "perpustakaan alam" yang interaktif bagi semua orang, termasuk adik-adik TK Bina Ana Prasa.
Tentu saja, perjalanan ini tidak selalu mulus seperti jalan tol. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan alat dan bibit tanaman. Tapi, tim KKN UM tidak menyerah. Mereka meminjam alat dari warga dan mencari bibit alternatif tanaman lokal yang mudah ditemukan. Kolaborasi dengan warga desa menjadi kunci utama untuk mengatasi setiap masalah. Kini, taman TOGA di Desa Banjarejo sudah siap dan indah dipandang mata. Taman ini tidak hanya mempercantik desa, tetapi juga membantu ibu-ibu PKK dalam mempersiapkan diri untuk lomba taman TOGA tingkat kecamatan. Lebih dari itu, taman ini menjadi bukti nyata bahwa jika kita bekerja sama dan berinovasi, kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa dan bermanfaat bagi banyak orang. Desa Banjarejo kini tidak hanya hijau, tapi juga cerdas dan digital!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI