Mohon tunggu...
Basri Pakpahan
Basri Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Teks Komersial

Welcome

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Unik di Balik Senangnya Unboxing Paket Kebahagiaan

25 Desember 2020   20:54 Diperbarui: 25 Desember 2020   21:05 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hadiah Natal_Pexels/cottonbro

Mungkin pemikiran manusia ini begitu kompleks sehingga banyak hal yang sederhana yang bisa dia jadikan sebagai alat kebahagiaan malah dia anggap tiada. Seperti punya jaringan internet yang stabil di kala rapat  penting secara daring atau bahkan paket kiriman yang akhirnya sampai dengan cepat dan selamat bukannya menghilang di tengah jalan atau bahkan notifikasinya sampai padahal digenggaman masih nihil.

Dalai Lama pernah berkata jika anda ingin orang lain bahagia praktikkanlah balas kasih namun jika kamu ingin bahagia praktikkanlah kasih sayang. Itulah sebuah kalimat ungkapan yang sebenarnya rumit jika dipikirkan namun sederhana jika diberikan tindakan.

Masyarakat kita yang bertautan dengan jarak pastinya merasakan keterbatasan akan berbagi kepentingan yang dia miliki. Bilang lah salah satunya adalah barang kecil atau besar yang terbungkus dengan rapi dengan resi nomor tujuan atau bisa kita namai "paket kebahagiaan"

Bicara soal paket, terkadang kita tidak menyadari bagaimana proses panjang paket tersebut hingga akhirnya memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Mulai dari seseorang yang merasa dibutuhkan atau bahkan karena desakan hingga akhirnya paket harus dikirimkan. Atau juga seseorang yang ingin memberikan hadiah kerinduan bagi seseorang yang ada di dalam pikirannya.

Apakah kamu pernah menyadari? Kita semua pasti merasakan kebahagiaan saat kita hendak membungkus paket tersebut. Ada yang harus berjuang mencari wadah kotaknya, ada yang dengan semangatnya membungkus paket kiriman tersebut. Ada yang dengan gembiranya menuliskan pesan di dalam paket. Cobalah bayangkan hal tersebut, apakah kamu tidak tersenyum?

Setelah kamu selesai membungkus paket tersebut, tiba saatnya kamu harus mencari seseorang yang kamu percayai untuk mengirimkan paket tersebut. Memang ada banyak pilihan, namun kita pasti punya selera yang sama. Yap! JNE. Bukannya terlalu berlebihan, namun JNE-lah yang paling dekat dan termudah untuk kita temui. Atau mungkin yang paling kamu kenal karena sudah 30 dekade beroperasi?

Setibanya di kantor kecil JNE, kamu akan disambut dengan sosok karyawan yang mungkin kamu sudah kenal. Kamu mengisi dan melengkapi semua data yang dibutuhkan. Kamu membayarnya tentunya.

Sementara paket mu sedang di proses, kamu secara tidak langsung mencoba menghubungi seseorang untuk memberi tahu bahwa paket mu akan segera dikirimkan dan sampai segera.

Mungkin kita sebagai pelanggan jasa logistik JNE tidak merasakan bagaimana perjuangan para kurir untuk bisa menyampaikan paket kita dengan selamat. Apalagi jika perjalanannya dari ujung ke ujung pulau. Namun mereka menjaga dan mengayomi paket tersebut layaknya miliknya sendiri. Memang iya, mereka punya SOP tersendiri untuk menyantuni paket tersebut di balik kita sudah membayarnya, namun perlindungan secara emosional sulit untuk dinilai secara materi.

Karena jarak pengiriman yang lama, walaupun kamu sebenarnya punya rasa percaya, kamu juga kadang harus mencek lewat fitur yang JNE sediakan. Untuk memastikan dimana paket mu berada. Agar kamu dan dia yang menerima bisa sama-sama terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun