Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebenaran dan Keabstrakan dalam Politik

16 Oktober 2017   00:45 Diperbarui: 16 Oktober 2017   01:42 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam teori klasik seorang pemikir Yunani, Aristoteles mengatakan jika politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Namun, perwujudan daripada konsep kebaikan bersama ini yang kadang sulit diputuskan oleh pelaku politik.

Sebab kebaikan bersama ialah mengacu kepada keadilan untuk semua, itu sulit diputuskan. Sebab dalam politik, memberikan lebih banyak kepada kelompok tertentu dipihak dirinya, dibandingakan dengan yang lain itu bisa jadi masuk dalam ranah keadilan dalam konsep politik.

Begitu juga dengan memilih pasangan untuk maju bersama dalam kontestasi Pilkada. Siapa sangka jika Nurdin Abdullah akan berpisah dengan Tanribali Lamo untuk menjajaki Pilgub Sulsel mendatang. Apalagi, keduanya sudah tampak sangat mesra bahkan sudah seperti tunangan karena telah saling bertukar cincing, katanya.

Akan tetapi dalam politik, memilih kepada yang abstrak untuk mengoptimalkan kestabilan diri dan mengoptimalisasi tim yang sudah terbentuk dalam menuju arena pertarungan yang sesungguhnya itu kadang dibenarkan dalam satu situasi dan kondisi tertentu. Sehingga bisa jadi hal inilah yang dialami oleh Nurdin Abdullah dan Tanribali Lamo selama ini.

Bahwa benar mengatakan tidak akan saling meninggalkan dan terus bersama, itu adalah situasi yang abstrak bagi Nurdin Abdullah dan Tanribali Lamo sebab mereka belum mendapatkan kepastian kedaraan politik dan belum melakukan pendaftaran pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) kala itu.

Dan untuk saat ini, apa yang telah dilalui oleh Nurdin Abdullah dan Tanribali Lamo tidak bisa juga dijustifikasi sebagai sesuatu yang salah sebab itu adalah bagian dari proses politik yang belum final. Tidak seperti saat ini, ketika Nurdin Abdullah yang beralih berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman. Ini adalah sesuatu yang sudah tidak abstrak dan final dalam artian pasti akan berpasangan apalagi telah ditunjang oleh partai politik.

Apa yang telah dipilih oleh Nurdin Abadullah saat ini adalah sesuatu yang dibenarkan secara politik. Meski pun pada sisi yang lain seperti sebuah sandiwara klasik yang dibumbuhi dengan adegan humoris, bahkan biasa dianggap pengkhiatan dan tidak komitmen.

Sisi ini pun tidak bisa juga dipaksanakan bahwa tidak dibenarkan. Sebab jika demikian, maka saya anggap Nurdin Abdullah adalah seorang politisi berlabel profesor yang antikritik. Lagian manusia siapa didunia ini yang bersih dan tidak berdosa.

Realistis dan Ikhlas

Berada pada sisi Tanribali Lamo, tentu sangatlah sulit. Bagaima tidak, dulu kita bersama sekarang kita berbeda atau bahkan bisa juga telah berjauhan. Akan tetapi, seorang yang lahir dari keluarga terhormat dan memegang teguh kehormatan, Tanribali Lamo realistis dan ikhlas berpisah.

Menjadi manusia ikhlas itu adalah manusia pilihan. Dan saya percaya itu ada dalam diri Tanribali Lamo. Bahkan, itu terlihat dengan hampir tidak ada manuver berarti yang dilakukan oleh mantan karateker gubernur Sulsel itu. "Walau kita BENAR, ada saat dimana kita harus MENGALAH" kata Tanribali Lamo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun