Mohon tunggu...
Basok Nasruddin
Basok Nasruddin Mohon Tunggu... -

Menikmati karunia ilahi dengan melukisnya dengan cahaya membingkai keindahannya melalui jendela bidik kamera...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Salju

25 Maret 2011   07:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku selalu bertanya-tanya
Dari manakah datangnya salju
Benda putih melayang-layang seperti kapas itu
Seolah-olah muncul begitu saja, entah dari mana

Tanya itu selalu muncul kala aku menyaksikan air yang karena suhu sedemikian rupa berubah menjadi butiran-butiran kristal. Saat ini ketika aku duduk di sebuah ruangan, dari balik jendela aku saksikan kembali di luar sana, si putih - bersih - menari-nari mengikuti irama yang ditiupkan angin, hingga akhirnya lunglai dan jatuh di halaman.

Ia menutupi segala yang ia temui, hingga yang tampak hanya warna putih seperti tumpukan bulu angsa.

Pohon cemara yang berjejer pun tak luput dari dekapannya.

Cemara-cemara itu tak merasa terganggu, bahkan seolah-olah membuka dahan-dahannya laksana tangan yang menyambut dekapan hangat. Cemara dan salju, aku jadi teringat lukisan-lukisan pada almanac menjelang tahun baru.

Hari ini salju turun begitu lebat. Tapi bagaimana kah cara menentukan lebatnya salju? Ia tak seperti hujan yang menimbulkan suara bergemuruh. Salju tidak langsung menghunjam ke bumi, tapi menari-nari sebelum akhirnya mendekap persada, tanpa suara...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun