Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pembantaian Etnis Rohingnya Berdampak Ke Indonesia ?

29 Juli 2012   12:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:28 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Geram.

Membaca pemberitaan yang marak mengenai pembantaian etnis Rohingnya di Myanmar benar benar mengaduk perasaan.  Etnis Rohingnya yang sejatinya muslim, tak mendapat tempat di negaranya sendiri sehingga harus merasakan derita berkepanjangan karena menjadi sebuah etnis minoritas di sana.

Reaksi keras datang dari Indonesia. Satu alasan yang cukup mengingat rasa kemanusiaan. Namun trigger emosional yang lebih deras mengalir di darah adalah kesamaan keimanan.  Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, sama dengan etnis Rohingnya di Myanmar sana, tentu merasakan satu bentuk solidaritas , empati dan emosi yang datang bersamaan.

Beragam pendapat pun muncul di media sosial. Rasa sentimen keagamaan timbul.  Dibumbui dengan munculnya gambar gambar yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Momen yang dipilihnya pun tepat. Bulan Ramadhan.  Saat seorang muslim merasakan sebuah rasa kebersamaan yang lebih mendalam. Semakin membakar emosi para pemeluk agama Islam yang tidak terima para saudaranya di bantai di tempat yang tak terlalu jauh jaraknya.

Dan emosi yang berlebihan inilah yang di khawatirkan, akan menjadi sebuah dampak negatif di Indonesia sendiri yang memang mayoritas muslim. Tapi bukan berarti tidak ada pemeluk agama lain. Bahkan, pemeluk keyakinan lain yang konon menjadi sebab pembantaian etnis Rohingnya sendiri pun ada di Indonesia sendiri. Dan tanpa pengetahuan yang lebih atau hanya sekedar mendengar,  berita ini dapat menjadi sangat berbahaya.

Sebelum menyimpulkan apa apa, kita wajib menggali lebih dalam. Apa sebetulnya kejadian disana. Jangan salah mengira. Dan yang terpenting, tetap waspada.   Apa sebetulnya yang menjadi sebab pembantaian tersebut? Mengapa mereka seakan tidak diakui bahkan sengaja dibantai oleh pemerintahan di Myanmar sana? Betulkah itu merupakan sebuah kasus antar agama, atau sebetulnya antar etnis disana?

Wajib. Sangat wajib hukumnya untuk menahan diri dan lebih mengetahui apa yang menjadi sebab disana.  Dan yang lebih penting lagi, jangan sampai tragedi ini dimanfaatkan oleh pihak yang mempunyai kepentingan untuk menghancurkan Indonesia dari dalam. Karena kita sama sama tahu, bahwasanya hal ini yang termudah untuk dilakukan. Dengan menimbulkan gesekan antar etnis, dan antar agama di Indonesia sendiri.

Empati terhadap para korban, apabila ingin dilakukan atas dasar keagamaan, maka lakukan juga dengan dasar kemanusiaan.   Karena saat kita hanya ingin melihat dari sebuah kacamata agama, ketidak matangan kita dalam beragama bisa menjadi berbahaya. Padahal sejatinya, rasa kemanusiaan itu ada pada setiap agama. Dan itu mutlak tak dapat dipisahkan.

Apabila ternyata masih ada rasa marah, benci dan lain sebagainya yang negatif, maka buka kembali kitab anda.  Apapun itu kitabnya. Baca kembali, bait demi bait.

Mungkin ada yang terlewatkan, sehingga rasa benci itu masih ada di hati ?  Karena sudah sejatinya setiap manusia itu terlahir dengan sebentuk kebaikan, dan juga sedikit kejahatan. Tinggal bagaimana caranya mengikuti petunjuk, sehingga rasa mana yang lebih dominan akan tercermin di keseharian kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun