Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana Menuju Digital Magazine ? Apa Sudah Benar Itu?

25 Januari 2014   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Freez ditiadakan.

Sesuatu yang tampak menjadi tradisi dan bahkan prestige bagi para penulis yang artikel ataupun komennya di muat di Kompasiana Freez didalam edisi Kompas cetak pun harus berhenti.

Apakah itu merupakan sebuah keputusan (bisnis) yang tepat? Mengingat banyak yang menanti nanti datangnya sisipan Kompasiana Freez setiap minggunya di surat kabar terbesar di Indonesia, Kompas.  Banyak yang konon bakal merasa kehilangan, dan menilai tidak seharusnya hal yang menjadi salah satu kekuatan itu malah dihilangkan.

Sebagian lagi menyambut baik 'pergerakan' menuju fully digital world yang konon menurut kasak kusuk sebetulnya sudah direncanakan oleh Kang Pepih Nugraha sejak dulu.  Pertanyaan yang tepat adalah kenapa? Bukan kenapa harus berubah, namun kenapa baru sekarang?

Mungkin pendapat saya ini terlalu mudah untuk dipatahkan dan terlalu subyektif. Karena memang saya bukan penggemar surat kabar konvensional jaman dahulu.  Setiap pagi, seperti orang orang normal kebanyakan, saya pun haus akan berita. Mencari berita terkini, paling update. Apa yang terjadi semalam, kemarin, atau akan terjadi ?

Namun era menunggu sehari lamanya sudah selesai. Dengan semudah sebuah sentuhan lembut di layar sentuh, kini saya bahkan bisa membaca sebuah artikel "photography for dummy" di ponsel pintar buatan Cina ini. Di layar yang tidak lumrah, hanya 4 inchi saja. Atau semisal sedikit nyaman, ya menggunakan yang 8 inchi. Saya tidak mau didikte oleh lembaran koran. Yang membuat suara gaduh saat membukanya, dan yang paling kesal saat lagi asik membaca sesuatu, eh, diminta untuk "bersambung ke halaman XYZ dengan pencarian kolom" yang sangat tidak praktis.

Saya tidak mau didikte harus membaca apa. Hanya topik berita tertentu lah yang dituju.  Dan tak perlu lagi khawatir tentang dampak percetakan atau daur ulang kertas yang cenderung membosankan dan memakan biaya yang relatif tidak sedikit. Hanya demi sebuah berita yang akan jatuh basi dalam sehari.

Teknologi nirkabel. Nil kertas. Selalu update dalam hitungan jam, menit atau bahkan detik.  Kenapa bertahan dengan sesuatu yang merepotkan?  Menyimpan sebuah artikel yang digemari pun bisa dalam sebuah benda mungil seukuran ibu jari saja, atau bahkan lebih kecil. Tidak perlu lagi repot dengan kliping, yang pada akhirnya akan menumpuk berdebu di perpustakaan pribadi.

E-magazine bukanlah sesuatu yang baru. Ia tidak menakutkan, tidak rumit apalagi sulit.  Malah saya mengharapkan sebuah tampilan e-magazine dengan tampilan 3D layaknya sebuah augmented reality. Mahal sih pasti, tapi keren kan? Coba bayangkan : Saat anda sedang membaca tentang Bromo misalnya, anda tidak lagi hanya bisa melihat sebuah tampilan 2 dimensi saja. Anda bisa memutari Gunung yang indah itu 360 derajat ! Atau misalnya artikel tentang sebuah tempat wisata.

Air laut yang tampak biru  itu secara realistik tampak seperti bergerak gerak, layaknya seperti benar benar laut yang beriak tenang. Bahkan jari anda dapat 'menyelam' kedalam laut tersebut. Melihat biota laut yang ada di bawah permukaannya.  Temanku, itu baru namanya keren !

Bagaimana kelak bentuk Kompasiana Digital? Sederhana dan hanya bisa diunduh dot pdf file saja? Tetap sebuah awal yang baik. Dapat diunduh, dan membaca pun semakin ringkas dan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun