Ah, andai ku punya Nissan Evalia ! Terbayang sudah body gambot yang seksi, perpaduan Japanese dan European design. Andai ku punya Nissan Evalia? Terbayang di kepala,  hari pertama si Artic White Evalia XV AT  datang ke beranda rumah. Si penjual tersenyum dan kunci pun berpindah tangan. Sah sudah !  Kubiarkan seluruh keluarga mengaguminya. Jalan jalan sebentar,  sekedar ke minimarket langganan. Merasakan kenyamanan khas Nissan yang memang lembut suspensinya. Tidak ajrut ajrutan . Istri tersenyum bangga, sementara kedua putriku dan jagoan bungsu duduk manis di kursi tengah.  Kabin pun adem, dengan hembusan A/C dari depan dan juga double blower dari belakang. Tampak anteng, melihat  serial kartun kegemaran yang diputar melalui single din player dan tampil melalui layar 10 inchi dibarisan tengah.  Senyap suara dari luar, pertanda kedap suara yang berkerja sempurna. Akustik yang mencukupi.  Dan kamipun menikmati. Esok paginya, setelah mengantar krucil ke sekolah, segera kusambangi bengkel langganan . Ya, tanganku sudah gatal mendandani pacar baruku, Si Evalia. Terbayang sudah lowering kit yang kupesan sebelumnya, velg kastem dop mooneyes 16 " dengan cat yang norak ! Eve, akan kupercantik kau sekarang ! Wahyu pun segera bekerja. Cermat menghitung dan berhati hati bekerja , sambil tetap bilang bahwa aku ini orang gila.  Mobil gres yang baru pindah dari showroom pun langsung kumodifikasi. Hanya sedikit, ujarku. Sekedar mengejar estetika luar saja. Interior? Ku lebih suka original saja. Stanced, itulah modifikasi yang kukejar. Body gambot ceper, velg 16 belang dengan dop mooneyes berwarna terang pun itu yang kucari.  Bengkelku memang jagoan, dia sudah terbiasa mengkastem velg, jadi yang biasa pun terlihat luar biasa. "Beach Cruiser", itu tema yang kupinta. Terbayang sudah merambah jalanan bersama Evalia, menikmati sunset di pantai. Lowering kit pun terpasang. Ban donat dan velg pun naik ke empat roda.  Wahyu mengambil kunci mobil untuk mencobanya terlebih dahulu.  Spooring dan balancing pun wajib kembali dilakoni, karena spesifikasi velg dan ban yang memang 'menyalahi aturan aslinya'. Ah, ini kan modifikasi. Estetika nomor satu, tapi hitungan aman tetap harus berjalan. Tampilan yang sempurna, begitu ujarku melihat warna hijau norak dari velg yang berpadu dengan tubuh gambot si Evalia ! Akupun tersenyum dibuatnya. Kujajal  sebentar keluar, dan cukup  terkejut karena modifikasi sederhanaku ternyata tak mengorbankan kenyamanan dan keamanan. ABS berkerja sempurna, dan suspensi pun masih lembut terasa. Tapi tunggu dulu, ada sesuatu yang 'kurang'.  Wahyu pun tersenyum, dan dia segera sibuk dengan rekan kerjanya di atas si Evalia.  Tak lama, bike rail kastem hasil karya Wahyu Technic pun sudah terpasang dengan rapi diatap Evalia. Ya, kegemaran bersepeda pun harus terakomodasi kan?  Dan aku memang tak suka barang stock atau sekedar 'beli jadi'. Ribet sedikit tak mengapa, sekali lagi estetika , fungsi dan keamanan harus menjadi bahan perhitungan. Waktu menunjukkan pukul 7 Malam. Wahyu dan rekan rekannya bekerja lembur demi menyelesaikan pekerjaan. Dia tersenyum sambil menyerahkan kunci kepadaku. Kami ngopi dulu, sembari ngobrol ngalor ngidul seputar sepeda, modifikasi dan 'urusan lelaki'.  Meski demikian, mata tak bisa lepas melirik Si Eve, yang terlihat mengerling manja dan cantik dengan sepatu barunya. Ada perasaan puas disana. Betotan bass Jaco Pasturius pun menemaniku pulang.  Keluarga terlihat kegirangan. Putriku yang kedua pun sangat menyukai warna velg baru si Evalia . Kami tak sabar menunggu akhir pekan, untuk segera jalan jalan bersama Eve, si pacar baruku. Hari yang kutunggu telah tiba. Sepeda Beach Cruiser milikku dan Istri sudah naik ke bike rail diatas. Sepeda anak anak? Ruang di belakang cukup lega. 3 Sepeda kecilpun masuk dengan leluasa. Sore itu kami segera menuju ke pantai. Sunset ? Sudah tentu itu tujuannya. Eve kan kami parkir, sementara kami pun bersepeda disana. Evalia Beach Cruiser? Ini Mimpiku ! Note : Waktu mimpi keliatannya  kurang lebih kayak begini....  "original picture edited from kompas.com"
