Mohon tunggu...
Basirun
Basirun Mohon Tunggu... -

Statistik |IPB|Himpunan Mahasiswa Islam|Ikatan Statistik Indonesia (ISI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rinjani, Saya Datang

26 Oktober 2015   19:22 Diperbarui: 26 Oktober 2015   19:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selama saya kuliah di bogor saya sering mengapload foto-foto tentang objek wisata di pulau Lombok, rata-rata teman kuliah saya merasa takjub dengan keindahan pulau yang sangat kecil tetapi memiliki destinasi wisata yang begitu bagus. Disela-sela saya promosikan objek wisata tersebut tak jarang saya langsung guyon sama teman-teman kelasku dan akupun mengajak mereka liburan kelombok.

Ajakan itupun membuahkan hasil, salah satu temanku sebut saja Gerry  langsung menetapkan niatnya untuk datang berlibur ke-Lombok. Tepat tanggal 14 Agustus 2015 Gerry  menginjakkan kakinya di tanah Lombok tepatnya di pelabuhan lembar.  Dari pelabuhan lembar dia dijemput oleh Irvan  salah satu teman kelas saya yang berdomisili di kota Mataram. Karena kelelahan Gerry tidak langsung menuju rumahku di Lombok timur akan tetapi dia singgah  di rumah Irvan dikota Mataram.

Malam harinya bersama dengan Irvan, Gerry diajak ke Udayana sambil menikamati Pelecing Kangkung, Sate Bulayak dan Sate Madura.

Tanggal 15 Agustus 2015, sekitar jam 06.00 gery dan irvan berangkat ke Lombok timur dan mereka samapai di rumahku sekitar jam 08.30. selang 10 menit mereka duduk, dan kakakku langsung menyuguhkan sarapan untuk kami bertiga. Selesai sarapan Gerry langsung menyiapkan perlangkapan yang akan dibawa untuk pendakian. Tepat jam 10.00 kami bertiga berangkat menuju daerah Apitaik tempat rombongan kami yang lain menunggu. 

Karena irvan tidak ikut dalam pendakian maka tepat di perempatan masjid sakra kami pun berpisah. Saya dan Gerry melanjutkan perjalanan ke apitaik, akan tetapi sebelum kami sampai diApitaik kami mampir di toko Eiger di kota selong untuk membeli salah satu perlengkapan pendakian yang belum tersedia.

Sekitar jam 11.00 kami sampai di daerah apitaik tepatnya di rumah Sahwan salah satu temanku ketika S1, akupun memperkenalkan Gerry ke dia. Sembari sahwan packing dia menyuguhkan secangkir kopi hangat pengusir ngantuk. Sebelum brangkat kami pun disuguhkan makan siang dengan menu sambal ikan tongkol dan sayur biji lebui.

Selesai sholat dzuhur kami siap untuk mendaki, dengan diantar menggunakan mobil Pick Upmenuju ke start point di sembalun. Rombongan kami sebanyak 9 orang (Gerry, acilun, sahwan, zol, pakman, manggis, sahrul, ipul, dan firas). Sekitar jam 16.00 kami bersembilan sampai di pelang selamat datang di pendakian gunung rinjani. Sebelum kami memasuki pintu masuk kami berkumpul dan melakukan doa bersama yang kala itu di pimpin oleh saya sendiri. Adapun doa yang kami haturkan tak lain adalah supaya kami selamat di perjalanan sampai pulang. 

Doapun selesai, satu persatu kami mulai melangkah mengikuti jalur yang sudah tersedia.Sepanjang perjalanan kami menikmati indanya padang savanna ditemani dengan spoian angin yang membuat kami tidak merasa kelelahan dalam melakukan perjalanan. Sekitar 2,5  jam kami berjalan matahari pun semakin menghilang dari peraduannya akhirnya kami bersama rombongan menetapkan untuk bermalam (ngekem) di post 2.

Esok harinya 16 agustus 2015, selesai solat subuh kami siap-siap untuk meneruskan perjalanan menuju post selanjutnya. perjalanan begitu menyegarkan karena matahari belum muncul dari peraduannya. Langkah demi langkah kami ayunkan dan akhirnya sekitar jam 08.00 kami sampai di post 3 di sana kami beristirahat dan memutuskan untuk melakukan sarapan pagi.

Satu jam kami menunggu, sarapan pun sudah siap untuk di santap, kami makan dengan lahap walaupun hanya lauk mie instan, sambal cabai, sambal terasi dan telur rebus dan nasi yang belum matang dengan sempurna (mentah).

Selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan menuju post selanjutnya, cerita dari teman yang sudah mendaki bahwa perjalanan selanjutnya adalah perjalanan yang paling terjal dan butuh tenaga ekstra  untuk melewatinya. Betul juga perjalanan selanjutnya kelihatan terjalnya dan tanjakan paling tinggi di bukit penyesalan. Tenaga kami banyak terkuras pada bukit ini saking terjalnya setiap kita melangkah 100 meter kita membutuhkan istirahat untuk mengumpulkan tenaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun