Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hujan, Banjir, dan Sampah

11 Januari 2024   21:37 Diperbarui: 11 Januari 2024   21:40 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjir jakarta/Foto dokpri

              Musim penghujan sudah datang, bersiap-siaplah dihantui serangan banjir. 

Pernah mengalami banjir yang teramat parah sampai menimbulkan rasa trauma yang mendalam. Kejadiannya sekitar tahun 2022 lalu. Waktu itu sedang musim hujan dan intensitas turun hujan hampir setiap hari dalam kurun waktu yang lama. Missal hujan di pagi hari bisa berlanjut sampai sore hingga malam hari.  Meski rasa khawatir akan terjadi banjir sangat kecil, karena yakin wilayah hinian tempat saya tinggal memang tidak pernah terjadi banjir. Terbukti memang selama beberapa tahun tinggal di perumahan itu tidak pernah mengalami banjir. Meski hujan turun dengan derasnya.

Tapi, seiring berjalannya waktu, perumahan tempat saya tinggal pun semakin banyak penghuninya. Warga yang tinggal disitu pun memiliki sifat dan karakter berbeda beda. Terutama soal menjaga kebersihan lingkungan. 

Banyak tetangga yang tingkat kesadarannya untuk menjaga kebersihan dan membuang sampai pada tempatnya sangat minim. Terkadang, tanpa rasa bersalah  membiarkan anak-anaknya membuang bungkus makanan seenaknya meski si orang tua melihatnya. 

Anehnya lagi, ketika orangtuanya melihat anaknya membuang smapah sembarangan eh, si ibu memungut sampah si anak lalu membuangnya ke parit atau got. Alhasil tumpukan sampah di parit komplek seolah-olah menjadi tempat sampah.

Sebangai anak yang terlahir dari orangtua militer, sejak kecil sudah mendapat dididik yang tegas dan keras soal disiplin dan kebersihan. Oleh karena itu suka gerah juga melihat orang dengan seenaknya membuang sampah bukan pada tempatnya. Pernah beberapa kali menegur dengan baik-baik agar sampah dibuang pada tempatnya. Karena parit atau got bukan lah tempat sampah.  Karena bisa menimbulkan mampet pada saluran parit. Eh, ternyata tidak pernah diindahkan.

Parahnya lagi, setiap musim hujan, parit saya selalu dipenuhi sampah kiriman dari saluran parit tetangga yang sederetan dengan rumah saya. Kebetulan rumah saya berada di deretan pojok sehingga salurat parit mengarah kearah parit rumah saya dan alhasil, sampah-sampah tak bertuan menumpuk di parit depan rumah. 

Selama musim hujan bahkan tidak musim hujan pun, saya selalu membersihkan parit rumah karena sering mendapat sampah kiriman. Karena terlalu sering mendapat sampah kiriman, saya sampai melapor ke RT/RW agar diberi edukasi setiap warga harus menjaga kebersihan parit di depan rumahnya sendiri. Lagi-lagi tetap diabaikan.

banjir/foto dokpri
banjir/foto dokpri

Sampai suatu hari, hujan besar melanda dan tanpa henti dari pagi hingga malam hingga beberap hari. Debit air di kali juga di parit-parit pun penuh meluap bahkan meluber sampai ke jalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun