Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Kenapa Istri Saya Bisa ODP?"

20 April 2020   20:43 Diperbarui: 21 April 2020   13:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak seminggu lalu, istri masuk dalam deretan Orang Dalam Pemantauan alias ODP. Dan sejak itu pula, gue dan istri harus tidak tinggal serumah sampai kondisinya benar-benar dinyatakan bersih dari status ODP --meski saat diperiksa statusnya Negatif!

Kenapa bisa ODP?

Okelah, gue mau cerita dikit tentang profesi istri yang bekerja di bagian radiologi (rontgen) sebuah klinik Rumah Sakit. Tau sendirikan, masa-masa Pandemi Covid 19, penyakit paru-paru menjadi salah satu penyakit yang rentan tertular virus Korona (juga penyakit-penyakit lainnya). 

Sementara itu istri bertugas bagian nge-rontgen pasien, (kebanyakan rontgen paru-paru) yang rentan akan tertular. Setiap saat gue selalu mewanti-wanti agar dia selalu berhati-hati dan mengenakan APD saat memeriksa pasien.

Sampai suatu ketika, ada pasien datang untuk rontgen dengan keluhan dada sakit. Sebelum diperiksa, bagian perawat sudah mengintrogasi si pasien akan riwayat penyakit serta riwayat asal-usulnya serta terakhir berpergian ke mana saja. Ternyata si pasien menjawab dengan penuh kebohongan. Sampai akhirnya, dua hari kemudian, si mantan pasien dikabarkan positif tertular virus korona.

Murka dan paniklah seluruh isi klinik. Mulai dari dokter, perawat, dan orang yang bekerja di situ. Tim medis pun melakukan pemeriksaan satu per-satu penghuni klinik dan diminta untuk karantina mandiri di rumah selama 14 hari. 

Gue pun terpaksa mengungsi dari rumah untuk berjaga-jaga seandainya bini tertular korona. Meski seluruh dokter dan perawat dinyatakan Negatif, namun tim medis mewajibkan untuk tidak melakukan kontak fisik sampai 14 hari ke depan.

"Ternyata si pasien menjawab dengan penuh kebohongan. Sampai akhirnya, dua hari kemudian, si mantan pasien dikabarkan positif tertular virus korona."

Gue memilih mengungsi dan mewanti-wanti agar bini tetap Stay at home, tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh berinteraksi dengan tetangga atau siapa pun secara face-to-face. Juga terhadap 4 ekor hewan piaraan kami. Lagi-lagi demi keselamatan bersama.

Hingga Senen ini (20/04), bini masih dalam keadaan sehat-sehat saja. Tidak ada gejala sakit, tidak ada gejala-gejala yang mencurigakan lainnya. Kami hanya berinteraksi lewat telepon saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun