Mohon tunggu...
Bagir Digama
Bagir Digama Mohon Tunggu... Jurnalis - Kata kata adalah senjata Para Bigrol Bigrol dan menjadi senjata Politisi disaat perang angin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jaim Hadapi Permasalahan, Jangan Lantas Tikung Teman Sendiri

23 Januari 2021   20:39 Diperbarui: 23 Januari 2021   20:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brantasmedia.ID _ PATI - 23/1/2020 _ HUKRIM- ddf- Merasa sulit berkelit dalam menghadapi permasalahan , cari perlampiansan  dengan cari korban , telikung teman sendiri , Hal ini dilakukan tidak satu atau dua kali sehingga membuat Perasaan serba kecut dan tidak enak .  Kelihaian membuta Opini dan berkilah tidak menjadi sebab penelitian berhenti bigitu saja  beberapa Fihak yang merasa dikibuli Oleh BSP , mengadukan secara bersama sama Ke kepolisian terkait . Rangkaian kejadian  terjadi sekira 1  November 2019, di suatu desa  di wilayah lS ,  RB.  adapun kronologi kejadian , saling  sencor dan tidak jelas karena semua saling melempar isyu entah dimana letak kebenarannya  .Kepandaian mengolah kata kata membuat sekenario dan mencatut nama Baik orang untuk menutupi kasus  yang dilakukannya makin Jelas . selain disangka banyak korban tidak menerimakan di Perlakukan seperti itu , kekecewaan mereka dituangkan dalam bentuk penghinaan yang sangat kecutkan hati. saling cerca dan saling membela diripun terjadi , bahkan dugaan menghilangkan bukti dan membuat opini skenario pun dilakukannya , berlaku seoalh Olah seoranG pengacara , dengan kata kata rumit dan berbelit belit  sementara Kemurkaan Para korban tidak dihiraukannya . dalih bahwa suatu peristiwa tersebut hanyalah insiden Kecil tak ada sangkut pautnya dengan diri mereka , Pertemuan dan pertemuan pun dilakukan dibangun dengan cara ko-insiden dan masih berjalan . Fihak konsorsium yang diduga merasa dirugikan akibat tuntutan yang tidak layak , ditambah bumbu bumbu untuk mengiring opini Pun dilakukan , membangun persepsi menyesatkan kepada Publik agar para konsosium hilang kepercayaan . maka aanmaningpun di coba dilakukannya  . fihak Konsorsium merasa di kibuli dan dikecewakan , dan kembali dirahkan  ada unsur pemalsuan dalam perjalanan kasus ataukah tidak .  mana yang benar dan mana yang salah semua palsu . SULAP , suatu perjalanan hukum dengan konterstamen di banguan secara halus dan tidak terlalu ekstreem . kebebasan untuk bermain dalam koridor Hukum berbeda dengan upayanya , namun  yang perlu di ketahui "kebenaran akan berjalan juga dengan koridornya sendiri" dan saya kira Polisi tidak salah duga dalam menetapkan tersangka , sebab semua sebelum di BAP kan sudah dipelajari de3ngan masak masak  Humum memang berjalan lurus , tak ada yang bisa menantang Hukum , hukum tak mengenal teman , rekan , dan rekam jejak seseorang . kalau memang bersalah ya bagaimana harus di lakukan proses . dan setiap proses ada harganya , yaitu penajaman. Bermain kata kata justru akan di kilung oleh akata katanya sendiri , dan memilih jalan memutar tidak mungkin sampi porosnya kembali. HN , Kuasa insiden Sh yang merasa tercatut namanya karena Unggahan tangan tak bertanggungjawab di FB , merasa kecewa , sebab Hal rahasia yang seharusnya di simpan dan  dibuka di dalam proses meja , dibocorkan fihak fihak tak bertanggungjawab . jadi persoalan yang digugat HR di  dalam kasus ini semula adalah terkait mengunggah gambar seseorang  yang seharusnya  dengan izin .  karena dengan kejadian ini lalu Sh melalui Kuasa khusunya meradang, dan menantang balik Kepada BSP, merasa di telikung dan dimanfaatkan . dimintai keterangan terkait naiknya Gambar dirinya di depan mobil di petengahan jaln RB, BSp menampik dan mengatakan tidak mepunyai FB . entah kebenarannya nanti  Bukti Forensik data  Internet akan membuyktikannya . sebab tidak akan lari gunung dikejar, dan tidak akan lemah Pohon pisang di tebang , suatu keniscayaan kelicikan akan Tumbang Oleh kejujuran. " dengan tegas Pula HR meminta pertanggungjawaban BSP agar berterus terang, siapa menaikkna Gambar kliennya dan menfitnah , membunuh karakter  kliennya dengan mengatakan Kalau Kliennya  sebagai pendamping dirinya , suatu Hal yang sama sekali tidak benar , sebab tujuan awalnya adalah hanya sekedar keluar jalan jalan melihat udara keluar dan hiburan, tak trahunya diajak untuk membahas persoalan serius yang melibatkan Konsorsium besar . maka kami  memberi kalrifikasi kalau semua yang dinyatakan selam ini sifatnya menelikung dan mengadu domba , memanfaatkan pertemanan  hanya untuk kepopuleran sendiri dan seolah olah hero saja " jelas hartini  yang dua kali dihubungi Oleh fihak pusat  jika  kasus ini benar benar ya akan dijalankan dengan apa adanya baikpun di dampingi Pengacara atau tidak , sama saja Prose4s Hukum tetap jalan tidak mengenal jalan berbelok . demi supremasi hukum semestinya Hukum dijalankan Apa adanya , dan jangan cari cari urusan lain untuk menelikung dan mebuat  alibi dengan mengorbankan nama baik perseorangan , ini artinya sangat merugikan citra , kehormatan , integritas seseorang . kalau  Cuak mau sekedar curhat dan main main , sekarang sudah tidak pada saatnya , Tak ada sesuatu yang gratis dan percuma dan tak berguna . "bully yang selam ini dibirakan malahan menjadi duri dalam daging dan simalakama ,  sejak awal kan kami  menyebutkan "kalau kami tidak menerimakan Foto "XXX" diunggah di medsos tanpa Izin kami dan beliau  , itu intinya . dan Kalu mau mengajak kelura beliau ya harus jelas agendanya dan Bicara kepada kami , karena selama ini kamilah yang diberi Kepercayaan Oleh keluraga dan adiknya  sebagai khuasa khusus dan penuh sehingga agendanya apa per menit perdetik dan perjam harus Kordinasi kepada kami " tegas  HR , tak bertoleransi dengan permainan mafia  yang jelas dijalankan secara terbuka dan terang terangan.  kaklu mau main petak umpet ya yang fair  , jangan sembunyikan batu ditangan yang lian dan nanti belakangan memukul klien kami . kalau memang BSP ada etika baik ya setidaknya meminta Maaf dan mengkui semua kesalahannya dan bukan membalik Kata kata terus " ini justru mebuta kami  semakin geram dan marah. : memang kami tidak tahu jalannya tetapi kan secara etika  harunya Jelas : dia itu berlaku sebagai apa , dan di perankan sebagai Apa  harus dibahas Visi, Missi dan MOUnya . wong jalannj semula bareng bareng kok belakangan  klien saya ditelikung dan ditinggalkan begitu saja , itu artinya sudah menstting dan mau lari dari tanggungjawab , dan menyorohkan  Klien kami ke permasalahan yang sebe4narnya dia tanggung sendiri . bagaimanapun sebagai terlapor atauu teradiu sih Boleh boleh saja membuta pernyataan  apapun, tetapi pernytaannya dipercaya oleh yang berwajib atau tidak , itu semua bangunan hukum yang sudah dikuasai penyidik , tentu kami menghormatri Proses hukum dan tidak bisa menghentikan Proses Hukum dan penyidikan . wong jelas jelas terbukti mangkir dari  permanggilan Polisi terkait beberapa agenda "untuk kalrifikasi" dan atau mempertanggungjawabkan  permasalahnnya Kok ya masih mungkir" ibarat kata  maling teriak maling, orang baik yang tidak maling diteriaki maling , sementara malingnya dibiarkan kabur . maka Kewajiban hukum "promoter dan Persisi "  tepat dan biujaksana  harus segera dijalankan , sebagai mana adanya Verstechyen ." Tandas Hartini . " wes Pokoknya dalam persoalan ini saya nggak mau tahu , kalau ada permasalahan ya sono cari pengacara beneran , dan menunjuk Kepada Kuasa khusus yang di hargai dan dihormati, ndadak ngapain Bawa bawa "klien Kami" yang selama ini dicerca , dihinakan , dan sangat sarat cibiran dan tidak sama sekali dihargai Profisiensinya . memang  Klien kami SH berpenampilan tidak rapi sebagaimana dia  yang hebat dan melithit simetris dan spek  yang memepesona banyak wanita , dia bukan typikal seperti itu , biarlah dia berjalan dengan kepribadiannya , Dia  tidak punya Hak untuk menmghina Klien kami secara tak manusiawi , sebab bagaimanapun setiap orang punya Harag diri dan identitas yang wajib di Hargai , jadi janga lagilah menghinakan klien kami seperti hewan . kok enak saja tiap orang di Hianakan , di cibir dan diberi gelar gelar  yang tidak melekat padanya , kan dia sudah tahu kalau Sh itusduah sperti tiu dari sononya , tidak bisa  dirobah, namun saya menjamin 1000 persen kalau  Sh sama sekali tidak tahu sepak terjang dan catatan pribadi  BSP , jadi harusnya  penyidik bisa membedakan mana  yang terkait dengan peroalan dan siapa mana , disusudt mana duduknya dan tidak sama sekali tahu , dan memang  dia tidak tahu dan in Absen ter5hadap kasus apapun . jadi jangan sebut sebut lagi  nama beliau ada sangkut dengan BSP  titik " pungkas HR. ( BrantasnewsMedia.ID ?/yusuf ananta Joyin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun