Mohon tunggu...
barata yuda
barata yuda Mohon Tunggu... -

Rakyat kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rusun Ciliwung: Bapak Menpera yang Lihai Berakrobat Konsep

23 November 2012   03:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:48 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa bulan yang lalu, saya membaca berita program Kemenpera yang akan merelokasi warga pemukiman kumuh sepanjang bantaran sungai Ciliwung sebanyak 30.000 KK, mulai dari Kalibata sampai Manggarai, yang akan dipindahkan ke areal kompleks Berlan (TNI-AD) Matraman, Jakarta Timur, sementara kegiatan TNI disitu akan dipindahkan seluruhnya.Kabarnya, program itu telah mendapat persetujuan Presiden.

Wah.. dalam benak saya terbayang Bapak Menpera berakrobat seru melaksanakan proyek tersebut.Ada dua atraksi akrobat yang akan terjadi.Pertama, atraksi pemindahan 30.000 (tigapuluh ribu) kepala keluarga penghuni pemukiman kumuh.Ini hal yang luarbiasa, apakah Kemenpera beserta seluruh jajarannya akan mampu?Sekalipun didukung aparat Pemprov dan Pemkot?Masalahnya bukan sekedar pemindahan fisik, tetapi menyangkut masalah sosial, ekonomi dan budaya kehidupan masyarakat kampung kumuh tersebut.

Kedua, atraksi pemindahan kegiatan TNI di Berlan ke tempat lain.Lalu kegiatan TNI akan dipindahkan kemana, apakah sudah direncanakan dengan matang?Ataukah dianggap “ ah, itu urusan TNI”?Bagi TNI, apakah mau menuruti kemauan Kemenpera, mengingat pemindahan kegiatan TNI tidaklah gampang, walaupun tersedia anggarannya.Di negeri ini, ada masalah kronis yang merusak proses pembangunan, yaitu masalah “ego sektoral”.Kalau TNI tidak mau, apa bisa dipaksa?Bahkan kalaupun Presiden memerintah, faktanya di negeri ini, perintah Presiden kan tidak harus dilaksanakan?Presiden toh diam saja.

Nah, tahu-tahu dalam pemberitaan kemarin, Bapak Menpera akan memainkan akrobat yang jauh lebih heboh dan luarbiasa dahsyat, yaitu mau membangun deretan rusun (“apartemen apung”) diatas sungai Ciliwung.! Memindahkan sekitar 36.217 KK mulai dari Srengseng Sawah sampai Manggarai sepanjang 35 kilometer.

Lho, lho, lho..??? Jadi, akrobat “Berlan” sebelumnya dikemanain?Apakah masih terus akan dilaksanakan?Ataukah menguap dan dilupakan seketika?Yah.. gagal dong sirkusnya.. Yang pasti bangsa kita ini paling pinter bikin alasan.Yang kurang pinternya adalah membuktikan (mewujudkan) dan memeliharanya.

Tentang rencana akrobat Bapak Menpera terbaru, disusun konsep rusun atau apartemen yang akan mengangkangi sungai Ciliwung sepanjang 35 kilometer, mulai dari Srengseng Sawah sampai Manggarai, dengan menampung 36.217 KK.Sungai akan dinormalisasi, dengan lebar normalisasi sungai direncanakan 35 meter.Kalau satu tower rusun memuat 900 unit, berarti akan dibangun 40 (empatpuluh) tower rusun.!

Mengenai masalah teknis, memang di era modern sekarang ini secara teknis (ilmu struktur bangunan) bentang struktur 35 meter memungkinkan saja, akan tetapi berapa peningkatan biayanya?Coba dihitung selisihnya dibanding struktur biasa, apakah tidak lebih baik dianggarkan untuk membebaskan tanah dikanan-kiri sungai?Dan apakah masih sesuai dengan anggaran biaya rusun sederhana?Kalau soal kesulitan pembebasan tanah tentunya bisa diatasi lintas sektor (BPN, Pemprov, Pemkot, Presiden dll) didukung perangkat UU yang jelas serta ketegasan Gubernur dan (kalau perlu) Presiden.

Dan jangan lupa, ada 2 (dua) syarat PU yang mutlak dipenuhi. Pertama, dikanan kiri sungai harus ada jalan inspeksi selebar 7,50 meter yang harus bebas hambatan, dengan overhead clearance yang cukup (mungkin minimal 6 meter).Kedua, dari jalan inspeksi tersebut alat berat PU harus bisa bebas mengeruk dasar sungai.

Lalu bagaimana masalah utilitas dan operasional bangunan dalam jangka panjang, mengingat gedung tersebut tidak punya basement?

Dan tentu saja proyek ini harus melalui tahap Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), namun di negeri ini, yang namanya AMDAL selalu gampang dibikin “positif” dan layak dilaksanakan, dengan berbagai rekomendasi.Tapi setelah dokumen AMDAL disetujui instansi perijinan, apakah rekomendasi didalamnya dilaksanakan?Yah.. itu suka-suka yang punya kerja dong.Kalaupun nantinya menimbulkan dampak buruk, yah.. faktanya ribuan perusahaan di negeri ini mencemari dan merusak lingkungan, buktinya tenang-tenang saja tuh, paling-paling yang ribut rakyat atau LSM Lingkungan.Negara membiarkan tanah air kita semakin rusak.

Negeri kita ini memang selalu cari gampangnya, dan jangan terlalu berharap Jakarta akan punya sungai yang indah seperti banyak kota di dunia.

Akhirul kata, saya mendoakan Bapak Menpera terpilih lagi di Pemilu 2014, agar bisa melaksanakan konsep rusun diatas sungai Ciliwung ini (kalau tidak ada akrobat konsep beda lagi).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun