Mohon tunggu...
Irwan Siswanto
Irwan Siswanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Haruskah Tempuh Cara Jahat Kalahkan SBY?

10 Februari 2018   13:30 Diperbarui: 10 Februari 2018   13:55 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panti Silaban (@Panti_silaban)

Kasus e-KTP bisa dibilang sebagai drama kolosal. Drama tersebut juga diperparah dengan aksi tuduhan tak berdasar dan sengaja di bawa ke ranah politik. Tentu di balik itu ada pihak yang ingin memancing di air keruh. Terlebih melihat kondisi SBY saat ini jelas memperlihatkan pada kita bahwa ada konspirasi besar yang tengah dirancang untuk meruntuhkan dan mengalahkan SBY, Demokrat, dan AHY.

Sebagai seorang negarawan, SBY memiliki sederet prestasi mulai ia menjadi prajurit di TNI. Rekam jejaknya sebagai prajurit bahkan menggaung ke belahan dunia. Kecerdasannya dalam strategi tak perlu diragukan lagi. Ketika menjadi presiden, ia pun telah berjuang dengan keras membawa bangsa ini menuju kesejahteraan dan dipandang sebagai bangsa yang besar di dunia.

Di era SBY, demokrasi tumbuh pesat. Rakyat diberi ruang seluas-luasnya. SBY pun tidak anti-kritik. Begitu pun ekonomi, pertumbuhannya pun rata-rata 5 sampai 6 persen meski didera krisi global perekonomian dalam negeri, itu semua dapat teratasi. SBY pun mampu menjawab dan memecahkan mitos bahwa demokrasi dan ekonomi dapat tumbuh beriringan. Prestasi yang kiranya hanya SBY yang mampu melakukannya sebagai presiden RI.

Setela terpilih secara demokratis selama dua periode, SBY pun mengabdikan dirinya di kawasan Asia dan dunia. Ia pun kerap menjadi pembicara di seminar atau konferensi wilayah, khususnya Asia Tenggara. Itu adalah bukti SBY masih disegani dan dipandang sebagai tokoh besar oleh internasional.

Menjadi Ketua Umum Partai Demokrat adalah ladang pengabdian baru bagi SBY untuk menyiapkan kader dan pemimpin yang bersih, berintegritas, dan visioner. Sampai saat ini, patut diakui Demokrat on the track meraih tujuan tersebut. Kader Demokrat tak lagi menjadi pesakitan KPK dan citra Demokrat semakin menanjak dan perlahan menghapus luka lama itu.

Anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono juga tengah naik daun. Namanya diperhitungkan di kancah nasional. Namanya berada dalam posisi kedua tokoh nasional atau politisi dengan positioning sebagai capres 2019. AHY disebut-sebut sebagai pemimpin masa depan yang memiliki kapabalitas dan potensi yang besar dengan modal yang ia miliki. Cerdas, visioner, dan dekat dengan rakyat sudah lekat dengan sosok AHY.

Lalu, potensi-potensi inilah yang kemudian membuat saya yakin bahwa konspirasi  besar itu nyata adanya. SBY, Demokrat, dan AHY jelas-jelas sudah lepas landas dan tampil dengan prestasi dan dedikasi untuk masyarakat luas. Namun, di balik itu ada pihak yang tidak senang dan kemudian merekayasa cerita hingga membuat nama baik SBY dan Demokrat tercoreng.

Saya tertegun dengan upaya jahat dan tidak beradab tersebut. Karenanya kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara dikorbankan demi ambisi dan nafsu politik yang menggebu-gebu dan jauh dari nilai-nilai adab dan etika. Rasanya begitu sulit untuk mengalahkan SBY dan Demokrat. Rasanya juga pihak-pihak tersebut kekurangan bahan dan mencari celah untuk menyerang SBY, hingga upaya jahat tersebut harus ditempuh.

Jika saat ini SBY dan Demokrat cenderung diam menanggapi fitnah-fitnah yang terus menyerang, itu adalah kesabaran. Jika terus difitnah tak berdasar, tentu tak bisa dibiarkan. Hati-hati saja, pihak itu sedang membangunkan harimau yang sedang tertidur pulas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun