Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bencana Nasional yang Tercipta Saat Peringatan HUT Proklamasi NKRI (Macet-cet-cet-cet)

13 Agustus 2010   21:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:03 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_225311" align="aligncenter" width="500" caption="Gerak Jalan Dalam Rangka Memperingati Hari Kemerdekaan NKRI ke-65"][/caption] Defile pasukan, baris berbaris, pawai, dll, awalnya dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat yang masih terkebelakang, agar mau menyekolahkan putra-putrinya, sehingga generasi muda makin berkualitas. Bila generasi muda telah berkualitas, maka masa depan negara yang ada di tangan mereka, akan cemerlang. Selanjutnya, setelah berjalan efektif, dimana warga negara telah berpendidikan minimal SMP hingga SLTA, akankah metode pengerahan massa, lomba-lomba mengadu otot dan permainan lainnya, jadi kegiatan utama- peringatan proklamasi- untuk menumbuhkan heroisme putra bangsa ? Renungkan opini berikut ini : [caption id="attachment_225352" align="aligncenter" width="300" caption="Gerak Jalan : Menggunakan Jalan Umum untuk Lokasi Lomba"][/caption] Sehubungan dengan bulan Ramadlan, maka peringatan kemerdekan RI yang ke-65, dimajukan pelaksanaannya, terutama yang menguras fisik, seperti gerak jalan. Setiap kabupaten menggelar lomba ini di jalan umum, di tambah rangkaian pawai, sejak tingkat TK hingga SMA serta Perguruan Tinggi dan Umum. Semua bersemangat, semua bahagia, sejenak melupakan carut-marut persoalan politik dan ekonomi bangsa.  Tanpa disadari, ternyata peringatan yang dilakukan, justru membiasakan penghancuran kepribadian luhur bangsa yang penuh tatakrama, tenggang rasa dan tepaslira. [caption id="attachment_225402" align="aligncenter" width="300" caption="Kerugian Semua Pihak : Demi "Heroisme" "][/caption] Disaat kemacetan menjadi persoalan krusial bangsa,  para peserta yang bangga ikut lomba baris-berbaris dan penonton, memenuhi jalan-jalan, sehingga jalan macet. Terkadang, ada ambulance yang harus berpacu untuk menyelamatkan nyawa pasien, terjebak di tengahnya. Kamacetan yang tidak disengaja, selalu terjadi, saat peserta lomba ingin menunjukkan heroisme, dalam rangka peringatan hari kemerdekaan NKRI tercinta. Para penonton, siswa dan guru, panitia, Menteri Pendidikan Nasional dan staff ahlinya, sudah saatnya merenungkan, dampak negatif lomba gerak jalan, yang telah membudaya tersebut. [caption id="attachment_225425" align="aligncenter" width="300" caption="Tiap Kabupaten Se Indonesia, Macet Nasional Yang Heroik"][/caption] Karena lomba gerak jalan guna memperingati Hari Kemerdekaan NKRI, umumnya berdampak kemacetan jalan secara Nasional, maka bisa disimpulkan, Lomba Gerak Jalan tersebut membawa Bencana Nasional. [caption id="attachment_225430" align="aligncenter" width="300" caption="Kemacetan Yang Akan Menjadi Budaya Bangsa Merdeka"][/caption]

Wahai Para Pendidik dan Anak Bangsa....

Wahai Mendiknas, Para Guru dan Pejabat...........

Mari bersama mencari format baru Lomba Baris Berbaris, agar tidak membangun sifat apatis anak bangsa, terhadap masalah krusial bangsa (kemacetan) !

Bukankah lomba tersebut bisa dipusatkan di GOR atau tempat-tempat lain yang tidak menimbulkan kemacetan ..........

Jangan ciptakan Bencana Nasional Akibat Peringatan HUT Kemerdekaan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun