Mohon tunggu...
Naufal Banin Adani
Naufal Banin Adani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi

Hobi: Futsal Kepribadian: Sopan, Cuek Topik Konten Favorit: Dakwah Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Instrumen Moneter Islam dalam Pengendalian Inflasi di Lampung

22 November 2022   23:05 Diperbarui: 22 November 2022   23:09 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inflasi adalah peningkatan taraf interpretasi umum. Inflasi terjadi disebabkan oleh sejumlah masalah diantaranya natural inflation, dan human error inflation (false inflation). Di Indonesia inflasi melantas berusung tandu dan ketimpangan sosial ekonomi meluap lebar. Penyebaran inflasi yang ada di Indonesia tidaklah merata. 

Bank Indonesia sebagai supremasi finansial tertinggi di Indonesia mempunyai tujuan untuk menggapai dan merawat stabilitas value rupiah. Berdasarkan analisis data penelitian yang diperoleh bahwa inflasi di Lampung terjadi karena dua sebab, yaitu Inflasi Alamiah dan Human Error Inflation. 

Ada dua jenis kebijakan moneter yang dilakukan di Indonesia, kebijakan ekspansif dan kebijakan kontraktif. Di Lampung pengendalian inflasi menggunakan instrumen moneter syariah masih belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya koordinasi dalam pelaksanaan SBSN di Lampung.

Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga barang merupakan suatu peristiwa kebijakan moneter umum di hampir semua negara. Inflasi bisa mengakibatkan keresahan masyarakat jika terjadi terus menerus (berkepanjangan). 

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga umum, inflasi itu seperti penyakit. Jadi ini harus dikontrol. Kenaikan harga akan menyulitkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah dan mereka yang berpenghasilan tetap. Jumlah uang yang sama diperoleh dengan jumlah item yang lebih banyak sedikit dibandingkan sebelumnya. 

Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga umum komoditi secara keseluruhan dari nilai satuan perhitungan moneter. Salah satu cara untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menggunakan kebijakan keuangan. 

Kebijakan moneter ditentukan oleh rencana dan tindakan otoritas keseimbangan moneter yang terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan moneter, stabilitas nilai uang, mempromosikan kelancaran produksi dan pengembangan, dan berkembang kesempatan kerja untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat seberapa efektifnya pengendalian inflasi dengan menggunakan instrumen moneter syariah. Karena Inflasi yang dikendalikan dengan instrumen konvensional sangat terasa tidak berhasil. 

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dilakukan agar nanti tahu bagaimana sebenarnya pengendalian inflasi sesuai dengan hukum Islam dan pandangannya tentang kebijakan moneter di Indonesia selama ini dan apa yang dapat dilakukan diimplementasikan dalam kebijakan moneter di Indonesia yang dapat dilihat pada perspektif ekonomi Islam.

Ekonomi Islam Taqiuddin Ahmad bin Al-Maqrizi (1364 M - 1441M), yang merupakan salah satu murid Ibnu Khaldun, mengklasifikasikan inflasi menjadi dua kelompok yaitu:

  • Natural Inflation

Sesuai dengan namanya, inflasi jenis ini disebabkan oleh penyebab alami yang tidak dapat dikendalikan di atasnya (dalam hal pencegahan). Ibnu Al-Maqrizi mengatakan demikian Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh adanya penurunan Penawaran Agregatif (AS) atau naiknya Permintaan Agregat (AD). Jadi inflasi yang terjadi karena sebab alamiah, atau murni karena tarikan permintaan dan penawaran, lalu pemerintah tidak perlu khawatir. Karena solusinya mungkin lakukan adalah untuk menstabilkan kedua permintaan agregat serta penawaran agregat dalam kondisi aslinya sebelumnya kenaikan harga atau inflasi.

  • Human Error Inflation (False Inflation)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun