Dari awal saya kurang setuju dengan mekanisme debat CAPRES-CAWAPRES yang diselenggarakan KPU. Mulai soal Kisi-kisi, hingga soal konsep tanya jawab & durasi debat.
Pertama, soal  pemberian kisi-kisi materi debat kepada pasangan calon. Hal ini agak menggelikan, baru terjadi di periode sekarang. Publik pun akhirnya curiga, jangan-jangan KPU ingin melindungi salah satu calon yang dianggap kurang kemampuan bernalar atas masalah di negara ini.
Kedua, soal konsep tanya jawab. Dengan segala embel-embel peraturanya, membuat debat CAPRES-CAWAPRES seolah debat anak SMP atau acara kuis yang diselenggarakan oleh televisi hiburan.
Ketiga, soal durasi penyampaian visi-misi & durasi menjawab pertanyaan. Terbatasnya waktu membuat terbatas pula solusi yang ingin ditawarkan oleh pasangan Calon. PASLON tidak luwes menjawab pertanyaan yang diajukan moderator ataupun yang diajukan oleh lawan. Beberapa kali moderator menyetop paslon berbicara, karna waktu telah habis.
Konsep debat yg dibuat KPU tidak mampu mengeksploitasi kecerdasan paslon memecahkan permasalahan bangsa. Membuat rakyat tidak mendapatkan info langkah kongkrit yang akan dilakukan oleh CAPRES-CAWAPRES, Jika terpilih kelak.
Debat  capres menjadi kurang greget. Minim penyampaian ide & terobosan. Mungkin karna efek pemberian kisi-kisi, paslon 01 Jokowi-ma'ruf menjadi terlalu sering melihat contekan jawaban daripada menyampaikan ide & gagasan pemecaham masalah bangsa secara orisinil.
KPU indonesia bisa belajar dari KPU Amerika atau KPU Prancis dalam penyelenggaraan debat. Di amerika atau prancis, KPU-nya membiarkan paslon saling serang & saling eksplorasi kemampuan lawan, membuat publik antusias dan tercerahkan atas gagasan yg disampaikan calon secara gamblang.Â
Di debat selanjutnya, masyarakat pasti berharap ada perbaikan mekanisme dari KPU, mulai dari tatacara debat, hingga tambahan durasi untuk menyampaikan visi-misi & memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan.
Sehingga debat CAPRES bisa menjadi tontonan rakyat yang kaya akan ide & gagasan penyelesaian masalah bangsa.
Pada akhirnya yang untung haruslah rakyat. Rakyat harus tercerahkan, sehingga lebih jernih dalam memutuskan pilihan Capres-Cawapres yang dianggap paling mumpuni.