Mohon tunggu...
BangOdol
BangOdol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar ngopi (ngolah pikir)

Jangan membenarkan kebiasaan, akan tetapi biasakan yang benar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Strategi Pemuda dalam Implementasi Pancasila di Era Milenial

6 Januari 2020   14:47 Diperbarui: 6 Januari 2020   14:53 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Strategi Pemuda dalam Implementasi nilai Pancasila di era Millenial
(Cinta Merupakan Manifestasi Abadi Kehidupan)
Achmad Yusril Yusyar Yahya

Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman dalam segi Agama, Suku, Ras, Bahasa, bahkan Pulau yang menjadi kunci eksistensi Bangsa ini. Dengan keberadaan bangsa Indonesia menjadi suatu perbedaan yang sangat signifikan daripada bangsa lain. Oleh karena itu, maka menjadi bagian dari Indonesia merupakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Karena dengan Pancasila sebagai acuan dasar negara Indonesia yang dinamis.

Jakarta (yang dulunya bernama Batavia) merupakan ibukota negara Republik Indonesia. beberapa orang berdatangan mengunjungi kota Jakarta tersebut baik dari luar Jakarta hingga mancanegara. Maka dari itu, Jakarta dijadikan sebagai pusat peradaban perkembangan negara Indonesia berskala nasional baik dari segi politik, ekonomi, pendidikan, dll.

Dalam kurun waktu ini, Jakarta terjadi problematika peradaban. Kasus yang muncul di publik adalah penerapan sistem ganjil -- genap kendaraan, polusi udara yang berdampak pada lingkungan yang tidak sehat, kurangnya pengelolaan dalam sampah, muncul intoleransi dan masih banyak kriminalitas yang terjadi kepada warga Jakarta setempat, dan muncul dengan penggunaan air tanah yang berpotensi menyusutnya tanah kebawah hingga 10 cm/tahun.

Bahkan wacana presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo dalam pemindahan ibukota ke pulau Kalimantan. Melihat kondisi Jakarta yang begitu memprihatnkan, sehingga wacana pemindahan ibukota sebagai wujud pemerataan dan juga dapat mempermudah akses dalam menjalankan tugas negara yang baik. Pemindahan ibukota masih menjadi wacana pro dan kontra.

Wacana yang dibangun dalam narasi diatas merupakan sebagai pijakan dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi di bangsa Indonesia ini. Karena muncul disintegrasi bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat memicu perpecahan bangsa Indonesia yang tidak di impikan oleh para pejuang kemerdekaan yang bercita -- cita mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Maka dari itu, penulis dengan sengaja menuangkan gagasan dan ide dalam bentuk tulisan yang berjudul "Peran Pemuda dalam Implementasi nilai Pancasila di era Millenial". Kajian tersebut bersifat deskriptif historis -- filosofis dengan maksud menggali esensi Pancasila dalam konteks millennial yang dapat di wariskan atau sebagai bentuk kesadaran dalam berbangsa dan bernegara.

Agama sebagai Pedoman Dasar implementasi Pancasila

Dari segi Bahasa, kata Agama di pisah menjadi dua yaitu "A" yang berarti tidak, dan "Gama" yang berarti kacau. Apabila di kaitkan, Agama berarti "Tidak Kacau". secara istilah, Agama merupakan wadah yang di atur sesuai dengan anjuran Firman Tuhan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Jadi tidak dapat di pungkiri bahwasanya Agama juga sebagai acuan yang mendasar dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara yang dapat mengatur masyarakat Indonesia. dan juga sepatutnya dijadikan contoh bagi negara lain apabila ingin belajar ke Indonesia tentang Pancasila.

Dalam sejarah "agama-agama dunia", kita mengakui lima agama atau sistem pengaturan diri yang diatur secara keagamaan yang akan menerima banyak pengakuan dosa dari para pengikutnya. Bahkan dalam setiap agama di temukan bahwa dalam sebuah perubahan strata yang menemukan secara  social  menjadi hal yang sangat urgent. Bahkan agama didesak dalam pengaruh yang jauh diatas perilaku kehidupan dari strata yang heterogen. Sehingga manusia juga mengupayakan dalam interpretasi Agama dalam kehidupan.

Seringkali muncul di berbagai media online bahwasanya Indonesia dalam posisi terancam dalam kenegaraan dikarenakan ada isu yang muncul mengenai kelompok Islam ekstrem kekananan yang ingin mengganti sistem demokrasi Pancasila menjadi sistem khilafah. Dalam statement tersebut membuat sontak masyarakat yang mendukung ideologi Pancasila dan meminimalisir pelaku ekstrem tersebut. Karena dapat memecah belah keberadaan bangsa Indonesia yang pluralisme atau multikuluralisme.

Pancasila merupakan ideologi yang di buat atas dasar kegentingan bangsa yang semakin mendesak. Sehingga Pancasila di gagas untuk menyatukan dari suatu perbedaan. Dalam sejarah bangsa Indonesia, terjadi perubahan nama pada perumusan Pancasila di sila pertama yang sebelumnya "Ketuhanan yang menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" menjadi "Ketuhanan yang maha Esa" pada siding BPUPKI pada tanggal 29 Juni 1945. Di karenakan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan hanya satu golongan Agama saja, melainkan banyak golongan Agama baik Kristen, Katolik, Hindu maupun Budha.

Dalam konteks millennial, pemuda Indonesia terjadi degradasi dalam pemahaman Religius. Contoh realita dalam kenakalan remaja yang merajalela, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat lain. Sehingga kultur yang di bangun dengan mengedepankan prinsip akhlak mahmudah semakin berkurang.

Oleh karena itu, maka seyogyanya pendidikan baik dalam lingkungan religius baik di lingkngan Kalangan pesantren, sepaputnya perlu juga mengkaji Agama melalui nilai luhur Pancasila sehingga sadar dengan pentingnya menanamkan Pancasila sebagai banteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seperti halnya Hadratussyaikh KH. Hasjim Asjari (salah satu pendiri Nadhatul Ulama) menuturkan bahwa "Hubbul Wathan minal Iman" (Cinta tanah air sebagian dari Iman).

Dalam konsep Firman Tuhan mengatur bahwasanya manusia sejatinya diciptakan di bumi Indonesia sebagai manifestasi memberikan kebermanfaat terhadap manusia lain, merawat dan melestarikan alam sehingga dapat di nikmati oleh manusia lain. Kemurkaan Tuhan melihat hamba-Nya yang berkhianat adalah manusia yang akalnya menyerupai hewan.

Contohnya adalah manusia yang merusak alam demi perutnya diri sendiri maupun kelompok tersendiri. Sehingga hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai Pancasila dan terjerumus dalam sistem kapitalistik yang mana sifat kapitalistik tidak di sukai oleh Bung Karno sebagai subjek perlawanan terhadap kapitalistik.

Oleh karena itu perlu adanya penguatan regulasi tentang pentingnya menanamkan Pancasila sejak dini, sehingga tidak terjebak konsepsi religious yang ekstrem. Dan tak lupa membangun Jakarta lebih baik adalah menanamkan karakter berjiwa agamis nan Pancasila. Maka pembangunan Jakarta lamban laun mengalami perbaikan secara karakter baik.

Nasionalisme Indonesia adalah Kemanusiaan

Setiap manusia pasti mempunyai rasa nasionalisme. Akan tetap secara historis, filosofis, dan kultural bahwasanya manusia juga berbeda dalam peristiwa sejarah munculnya nasionalisme.sehingga apa yang dianut juga berbeda -- beda secara geografis dan sosiologis.

Nasionalisme Indonesia halnya berbeda dengan nasionalisme yang lain, contoh saja nasionalisme kolonial belanda lebih berpihak kepada faham imperialisme. Faham imperialisme lebih condong terhadap eksploitasi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Semangat Kapitalisme selalu bergelora dalam pandangan kaum westernisasi.

Contoh nasionalisme kolonial sangat bertentangan dengan nasionalisme Indonesia, karena nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang memanusiakan manusia. Akan tetapi, bahkan beberapa warga negara Indonesia lupa akan halnya nasioanlisme Indonesia yang memanusiakan manusia. Sehingga muncul beragam dalam ketimpangan social, ketimpangan ekonomi, bahkan ketimpangan politik yang cenderung terjebak dalam politik pragmatism.

Secara hisoris, nasionalisme Indonesia berlandaskan terhadap peristiwa penjajahan belanda yang dengan sengaja masuk di Hindia -- Belanda (sekarang Indonesia) yang dulunya membawa kelompok kongsi dagang hindia belanda yang bernama VOC pada abad ke -16. Lamban laun VOC mengalami kebangkrutan, dan akhirnya agar mempertahankan keberlangsungan hidup para kongsi dagang dengan akhirnya mengeksploitasi sumber daya manusia dana lam, sekaligus hasil panen rempah -- rempah akan di impor ke negara asalnya yaitu Belanda.

Semangat yang dilakukan oleh belanda merupakan manifestasi faham imperialisme yang kecenderungan kurang tepat apabila di terapkan di Indonesia. karena di Indonesaia mengedepankan prnsip kultur gotong -- royong. Dengan semboyan jawa "mangan siji, mangan kabeh lan kerjo siji kerjo kabeh" (makan satu, makan semuanya dan kerja satu kerja semua). Primsip pemerataan sangat dianjurkan, karena dalam konsepsi Agama juga di anjurkan dalam merekatkan hablum minannas.

Dalam konteks seperti itu menunjukkan manifestasi kultur bangsa Indonesia yang sesungguhnya, sejatinya bangsa Indonesia dilahirkan demi menggapai kesejahteraan bangsa Indonesia. apabila budaya menjadi pondasi dalam membangun Indonesia dalam semangat nasionaliseme Indonesia, maka Indonesia di pastikan dalam impian atau cita -- cita menurut Tan Malaka 100% merdeka akan terwujud.

Sebagai pemuda bangsa Indonesia, diharuskan mempunyai semangat cita -- cita yang dapat memerdekakan dirinya sendiri maupun kepentingan bangsa ini. Sebagai tonggak sejarah perjalanan bangsa ini di kemudian waktu. Menurut bung karno, "apabila dalam umur 21-22 tidak mempunyai cita -- cita dalam memperjuangkan bangsa ini, maka pemuda itu gunduli saja".

Bung karno merupakan salah satu tokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia. beliau dengan ikhlas demi kepentingan nasional, sehingga bung karno diasingkan oleh pemerintahan belanda. Dan beliau bisa dikatakan sebagai tahanan politik di era masanya. Namun  bung karno tidak patah semangat sebagai pemuda. Karena bung karno mempunyai tekad yang kuat dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bahkan semasa hidupnya, bung karno diasingkan oleh pemerintahan belanda, karena menurut belanda dapat mengancam rezeki pemerintahan belanda, karena dengan kritis perjuangan pergerakan pemikiran bung karno yang dapat memberikan sumbangan perlawanan terhadap belanda yang mencari rezeki dengan menindas kaum marhaen atau kaum proletar.

Sebelum perumusan Pancasila, bung karno menulis buku "Di Bawah bendera Revolusi". Dalam djilid pertama bab satu mengkaji mengenai paradigma "Islamisme, Marxisme, dan Nasionalisme. Ketiga unsur faham tersebut menunjukan bahwasanya ada "roh persatuan" dalam elaborasi ketiga unsur faham tersebut. Manakalah Islamisme merupakan faham yang terindikasi dalam persepsi religi yang di bawah Rasulullah SAW. Masyarakat Indonesia dengan mayoritas penganut Islam. Marxisme merupakan faham yang muncul oleh pengikutnya dari buah pemikiran Karl Marx.

Karl Marx merupakan pemikir yang memberikan sumbangsih konsep dalam kesamaan rasa dan kesamaan rata. Karl Marx juga memberikan konsep menolak segala bentuk menindas dan memperjuangkan kaum proletar terhadap kaum borjuis, di karenakan kaum proletar belum mendapatkan hak kesejahteraan kerja sehingga Karl Marx menolak.

Nasioanlisme yang di cita -- citakan bukan nasionalisme barat, melainkan nasionalisme Indonesia, menurut bung karno bahwasanya "My nation is humanity" (nasionalisme saya adalah kemanusiaan). Cinta tanah air menjadi banteng persatuan bangsa Indonesia.

Maka dari itu muncul faham Marhaenisme menjadi azaz perjuangan bangsa Ini. Azaz perjuangan sebelum masuk pemerintahan orde baru ada 2 yaitu: Sosio-Nasionalisme dan Sosio Demokrasi. Bung karno sendiri pernah berstatement dalam karya buku "Di Bawah Bendera Revolusi Djilid I". bahwasanya marhaenisme is Pancasila. Marhaenisme menjadi tonggal dicetusnya Pancasila.

Tafsir mengenai "Marhaenisme is Pancasila" dalam konteks historis ada keterkaitannya. Konsep Sosio -- Nasionalisme sudah mencakup sila ke 2 (kemanusiaan yang adil dan beradab) dan sila ke- 3 (persatuan Indonesia). Sedangkan dalam konsep sosio-demokrasi sudah nampak dalam penjabaran sila ke -4 (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan, dalam permusyawaratan, perwakilan) dan sila ke -5 (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di era digitalisasi, pemuda Indonesia dengan mudah mengakses informasi melalui media. Yang menjadi titik sentral adalah ketika tanpa di landaskan oleh nilai luhur Pancasila adalah mudahnya terprovokasi oleh berita yang dapat menyinggung observed sehingga indikasi perpecahan bangsa. Oleh karena itu perlu ada filterisasi pemuda dalam menangkap informasi dengan penghayatan Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa Indonesia.

Pengamalan Pancasila melalui Pendidikan

Pendidikan menurut amanat UUD NRI 1945 adalah yang dapat memberikan sumbangsih kepada bangsa Indonesia dalam menjaga ketertiban umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berkeadilan sesuai dengan permusyawaratan permufakatan. Akan tetap dalam konteks formal, pendidikan dapat diartikan adalah sarana pemeblajaran antara guru dan siswa.

Guru merupakan subjek utama dalam mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan. Seringkali dijumpai bahwasanya guru masih minim dalam penghayatan Pancasila. Guru juga bisa dijadikan sebagai cerminan kemajuan bangsa. Apabila guru hanya sekedar menyampaikan materi tanpa ada laku kepribadian Pancasila, maka proses pembelajaran kurang sempurna.

Dalam mewujudkan pendidikan, maka perlu adalah kerangka strategis. Adapun strategi yang bertujuan terhadap esensi pendidikan yaitu:
Penguatan Pelaku Pendidikan.

Yang terlibat dalam pelaku penguatan pendidikan  adalah siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan institusi pimpinan pendidikan dalam ekosistem pendidikan. Focus kepribadian pendidikan diarahkan terhadap penguatan karakter Pancasila

Peningkatan Mutu dan Akses

Peningkatan mutu dan akses di haruskan mengacu terhadap Standar Pendidikan Nasional sehingga orientasi dalam merealisasi program wajib belajar 12 tahun dapat terealisasi. Pemerintah juga dapat menyediakan ketuntasan layanan pendidikan bagi kaum marginal dengan pembebasan biaya pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara publik.

Pengembangan Efektivitas Birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan Publik.

Pengembangan efektivitas birokrasi dalam membantu penguatan kapasitas tata kelola dan mewujudkan dinas pendidikan yang menjadi teladan dalam tata kelola yang tidak terindikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Serta juga memberikan keterlibatan pendidikan di ruang lingkup publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun