Salam sehat lahir dan batin saudara - saudaraku, semoga keselamatan dan rahmat Allah selalu tercurah bagi kita semua, amiin.
Mari kita berusaha keras memelihara dan menjaga kesucian jati diri dengan mengaji atau mempelajari Al Qur'an atau firman Allah yang dikemas melalui artikel bersambung (Arbung) Kawah Candradimuka. Demi terwujudnya hakekat beragama apapun agama yang dianutnya yaitu insan yang berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur sesuai adat, dan budaya kita bangsa Indonesia.
Kepada saudaraku yang berniat ingin menggali hakekat beragama dapat menghubungi link berikut https://wa.me/+6281215532223
Selanjutnya mari kita simak uraian berikut. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah berkenan memperjalankan penulis bersama istri, menunaikan Rukun Islam ke 5 tahun 2010 dengan lancar tiada halangan suatu apa. Perjalanan ini sebagai perwujudan penulis berdua dalam melaksanakan perintah, dan petunjuk Allah dengan berniat napak tilas beliau: nabi Musa, As. nabi Ibrahim, As. dan nabi Muhammad, SAW. di tanah Arab.
Dalam suasana hiruk pikuk jama'ah haji yang akan kembali ke tanah air, secara langsung penulis dapat menyaksikan suatu kejadian nyata. Dapat dibayangkan saat itu, betapa hiruk pikuknya suasana di Bandar Udara Jeddah. Setelah menunggu cukup lama, kemudian rombongan penulis mendapat giliran memasuki pintu selanjutnya. Saat memasuki pintu tersebut tiap-tiap orang diberi kitab Al Qur'an secara cuma-cuma, dicetak dengan 2 bahasa yaitu Indonesia, dan Arab karena mereka tahu kalau orang Indonesia tidak mengerti bahasa Arab.Â
Selanjutnya bergeser sampai di pintu pemeriksaan terakhir, lalu menunggu untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan dilakukan dengan sinar laser, dan metal detektor untuk mendeteksi barang bawaan. Sambil menunggu waktu mendapat giliran, orang lalu membenahi barang bawaan dan khususnya kitab Al Qur'an yang baru diterima.
Tiba -- tiba terdengar suara teriakan keras layaknya meneriaki copet atau maling sebagai berikut: pak, pak, pak itu Al Qur'an pak jangan ditaruh disitu ( di punggung ), pindahkan ke depan pak di dada! Teriak seseorang.
Karena konsentrasi semua orang sedang tertuju kepada antrian ke pemeriksaan metal detektor, maka teriakan tadi sempat membuat kaget banyak orang termasuk penulis, seraya mencari sumber teriakan tadi.
Dengan mudah akhirnya dapat ditemukan. Karena yang berteriak akhirnya banyak orang sambil menudingkan telunjuknya ke arah orang yang menggendong kitab Al Qur'an ( di belakang ). Orang yang diteriaki semula kelihatan bingung, tetapi akhirnya menyadari kalau teriakan tadi ditujukan kepada dirinya. Akhirnya gendongan dipindah ke depan, tepatnya di depan ( dada ).
Dari kejadian nyata tadi, mari dirasakan......................................
Sudah tepatkah pemaknaan Al Qur'an bila disamaÂ