Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ke Mana Kan Kembali?

11 Juni 2020   12:25 Diperbarui: 11 Juni 2020   12:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari kejadian tersebut, merupakan kenyataan bahwa umur manusia di atas dunia ini tidak sama. Namun pada hakekatnya, semua manusia adalah camat alias calon mati. Oleh karena itu, bila saatnya telah tiba, dimana keluarga atau sanak saudara dan teman - teman harus menghadap Allah Swt. Tuhan Yang Maha Pencipta, kita yang ditinggalkan hendaklah mengiklaskan. Kita harus dapat melepasnya dengan ikhlas, dan bukan sebaliknya dirundung duka berkepanjangan. Karena memang demikian siklus manusia, berasal dari Yang Maha Suci,  kembali ke sisi Yang Maha Suci. 

Etape keempat atau etape kehidupan kedua, merupakan periode terakhir. Pada periode ini, manusia dihidupkan kembali dan kembali kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Di periode inilah, yang bersangkutan menuai dan sekaligus menikmati hasil tanaman atau perbuatannya, selama melakoni hidup dan kehidupan diatas dunia. Bagi manusia yang mendapat nilai baik, yaitu orang yang percaya dan berbuat baik, insya-Allah diganjar nikmat surga dan tetap kekal didalamnya. Surat Al Baqarah ayat 82. Dan orang -- orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni syurga; mereka kekal didalamnya.  

Sedangkan bagi mereka yang mendapat nilai tidak baik, yaitu orang -- orang yang senang berbuat: jail, sirik, dengki, hasut, fitnah, onar, berita bohong dan lain-lain perbuatan jahat, juga akan diganjar berupa siksa neraka dan tetap kekal di dalamnya. Surat Al Baqarah ayat 39. Adapun orang -- orang yang kafir dan mendustakan ayat -- ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.

Bila ditilik dari kedua ayat tersebut, bahwasanya si penerima hasil perbuatan baik yang berupa nikmat surga atau yang berupa siksa neraka, mereka akan menikmati ganjaran atau pahala atau hasil perbuatannya masing - masing dengan kekal. Artinya, selamanya atau langgeng atau tiada batas waktu. Tetapi, meskipun dalam surat Al Baqarah ayat 39 ada kalimat yang berbunyi, ........... mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. Tidak berarti, tidak ada pengampunan Allah. Tetap ada pengampunan, karena Allah Swt. adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

Janji Allah hanya akan menghukum umat, sesuai dengan kejahatannya. Dengan demikian kata kekal disini, sudah barang tentu sesuai dengan bobot kejahatannya. Kalau siksa neraka sudah seimbang dengan bobot kejahatannya ( kasarnya ngomong sudah impas atau sudah imbang, antara hukuman dengan perbuatan jahatnya ), insya-Allah, Allah akan mengampuni dosanya dan keluarlah dia dari siksa neraka. Surat Al An'aam ayat 160. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). 

Di Pengadilan Agung, seseorang sudah tidak dapat menolak atau berkelit dari apa yang telah diputuskan Allah, karena saksi yang dihadirkan adalah dirinya sendiri. Surat Yaasiin ayat 65. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. Surat Fushshilat ayat 21. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan."

Kalau demikian halnya, apa yang mau dibanggakan? Hartanya yang melimpah? Anak, istri dan jabatannya? Kelompok dan golongannya? Semuanya sudah tidak ada gunanya, dan semuanya itu akan ditinggalkan, saat kembali kesisi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Mudah -- mudahan dengan penjelasan tersebut, dapat menebalkan rasa iman atau percaya kita akan adanya Hari Kemudian. Dengan harapan agar selalu dapat mengingatkan diri kita, manakala kita akan melakukan perbuatan, bertingkah laku dan bertutur kata sehari-hari.

Iman Kepada Malaikat - Malaikat. Dengan tulus ikhlas dari lubuk hati yang paling dalam atau roso pangroso, mari kita berkomitmen dengan mengucapkan: ya saya beriman kepada malaikat -- malaikat. Artinya kita wajib mempercayai bahwa malaikat -- malaikat itu ada meskipun kita tidak melihatnya, dan bahkan sudah ada sebelum manusia diciptakan. Surat Al Baqarah ayat 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Atas dasar firman Allah tersebut, mudah -- mudahan kita dapat menyadari, bahwa sesungguhnya manusia itu merupakan makhluk yang paling sempurna, diantara makhluk lain ciptaan Allah. Karena malaikat saja diperintahkan sujud kepada Adam, yang pada dasarnya atau yang nota bene Adam adalah manusia. Apalagi, bila manusia dibandingkan dengan makhluk -- makhluk lain ciptaan Allah seperti tumbuhan atau binatang. Terlebih lagi bila manusia dibandingkan dengan iblis, setan dan sebangsanya yang ada tetapi tidak kelihatan. Karena itu, hendaklah manusia selalu berupaya menjaga kesuciannya, agar tidak tercemari oleh hawa nafsu yang berkiprah atas kendali iblis, setan dan sebangsanya. 

Demi mempertahankan eksistensi kita sebagai manusia, Allah telah mengutus malaikat -- malaikat untuk menjaga manusia, agar kita tidak terperangkap dengan gemerlapnya dunia inderawi. Surat Ath Thaariq ayat 4. tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya. Surat Ar Ra'd ayat 11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Surat Qaaf ayat 21: Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Surat Al An'aam ayat 61; Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat - malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat - malaikat Kami, dan malaikat - malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun