Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menepati Janji Bila Berjanji

10 Juni 2020   11:24 Diperbarui: 10 Juni 2020   11:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tetapi bila calon temanten laki -- laki diseru lalu merespons, hasilnya tentu akan lain sebagai berikut. Calon mertua menyeru:  hai ananda Folan, calon temanten laki -- laki merespon dengan kata -- kata: ya saya Folan. Calon mertua melanjutkan seruannya: aku nikahkan engkau dengan anak kandungku bernama Folaniwati, dengan maskawin seperangkat alat shalat dibayar tunai. 

Calon temanten laki-laki merespon dengan kata - kata: saya terima nikahnya Folaniwati binti Folan dengan maskawin seperangkat alat shalat dibayar tunai. Petugas lalu menanyakan kepada saksi 1, sah dijawab sah. Petugas lalu menanyakan kepada saksi 2, sah dijawab sah. Kalau hal ini yang terjadi, apa hasilnya? Yo sido oleh bojo ( ya jadi dapat istri ), alias pahala. Lalu surganya, ya cari sendiri. Disini hendaklah dapat menjadikan kita paham bahwa pahala dan surga itu ada di dunia ini, mengenai setelah meninggal nanti itu hak prerogative Allah, tergantung perbuatan kita diatas dunia ini.

Iman Kepada Allah. Firman Allah pada dasarnya adalah perintah dan petunjuk bagi manusia, yang mestinya dilaksanakan selama hidup di atas dunia ini. Karena itu, mari dikaji dengan bahasa kita sendiri melalui roso pangroso agar dapat memahami makna batiniyah yang terkandung didalamnya, mengingat firman Allah umumnya disampaikan dalam bentuk perumpamaan. Sebagai upaya dalam meningkatkan kadar ketakwaan, mari kita kaji surat Al Baqarah ayat 177 melalui 2 sisi, yaitu sisi iman dan sisi amal saleh atau perbuatan baik.

Tinjauan sisi beriman, diawali dari penggalan surat Al Baqarah ayat 177.   ....................... sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat -- malaikat, kitab -- kitab, nabi -- nabi. Pertama, mari disikapi dengan berkomitmen, ya aku orang yang beriman kepada Allah. Kita dengan mudah selalu mengatakan Allah Maha Besar, Allah Maha ...., Allah Maha...., Allah Maha Kuasa. Sudahkah kita dapat mewujud-nyatakan komitmen kita, yang mengatakan Allah Maha Kuasa dalam keseharian kita, atau masih sama seperti yang sering kita lihat dalam media televisi dan media sosial, serta media lainnya?

Kenyataan menunjukkan, diberi uang supaya memfitnah orang, dilaksanakan. Diberi uang supaya menghasut orang, dilaksanakan. Diberi uang agar merusak tempat aktivitas orang, dilaksanakan. Diberi uang supaya membunuh orang, dilaksanakan. Diberi uang untuk melakukan demonstrasi, dilaksanakan. Diberi uang untuk mencelakai orang, dilaksanakan. Mendapat kepercayaan untuk menjabat, melakukan korupsi. Diberi uang untuk melakukan kegiatan-kegiatan jahat lainnya, dilaksanakan.

Mari kita rasakan melalui roso pangroso, kalau perbuatannya masih seperti itu, berarti uang lebih berkuasa dari pada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang katanya diimaninya bukan? Mari selalu ingat ( Jawa = eling ), jangan terjebak oleh hawa nafsu. Dan kalau hal seperti ini yang dilakukan, lalu dimana perwujudan komitmen yang menyatakan beriman kapada Allah. Kenyataan malah Allah Swt. diturunkan derajatnya hanya sebagai bemper atau tameng. Mau membunuh orang mengucap Allahuakbar. Mau berdemonstrasi mengucap Allahuakbar. Mau membakar tempat aktivitas orang mengucap Allahuakbar. Mau melakukan perbuatan jahat lainnya mengucap Allahuakbar.

Kalau ada pernyataan seperti itu, sebagai pemuka Islam dan atau penganut Islam ya nggak usah sewooot, karena memang begitulah kenyataannya. Kita akui dengan jujur kalau memang belum benar, lalu ditunjukkan bagaimana yang seharusnya, kalau memang kita sebagai penganut Islam ingin memperbaiki diri. Dengan demikian semakin ke depan, umat Islam semakin meningkat pemahamannya tentang beriman kepada Allah. 

Karena itu berhati-hatilah, jangan sampai terjebak tipu daya iblis, setan dan sebangsanya, berupa hawa nafsu yang ada dalam diri kita sendiri. Hendaklah komitmen iman kepada Allah tidak hanya sebatas pengakuan dibibir belaka, tetapi komitmen iman kepada Allah tadi hendaklah tertanam dalam hati sanubari yang paling dalam atau roso pangroso kita.

Berkomitmen bisa disama artikan dengan berjanji. Jadi kita wajib menepati janjinya bila kita sudah berjanji, agar pada saatnya nanti kita dapat diwisuda menjadi orang yang bertakwa ( akan diuraikan pada artikel selanjutnya ).

Terima kasih.

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun