Mohon tunggu...
Budi Satria Dewantoro
Budi Satria Dewantoro Mohon Tunggu... Praktisi Hukum

Dekat dengan isu hukum-HAM, human security, kepolisian, penggemar sepak bola, peminat budaya, dan penikmat kuliner Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Laga Penghormatan untuk Coach Akbar, Samba Bontang Juara Youth ASSKA U-14

29 Juli 2025   21:30 Diperbarui: 29 Juli 2025   21:30 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain dan perangkat pertandingan gelar spanduk penghormatan untuk mendiang Coach Abay. (Dok. ASSKA)

Minggu (27/5/2025), Stadion Hana Mini Soccer bukan sekadar lapangan hijau. Ia menjelma altar kenangan—tempat air mata, doa, dan cinta berkumpul dalam satu irama. Turnamen Youth ASSKA Kaltim U-14 kali ini digelar dalam suasana duka dan penghormatan, sebagai persembahan terakhir untuk pelatih Langlangbua Loa Duri Coach Akbar—sosok pembina yang telah menanamkan nilai dan semangat sepak bola sejak dini, sebelum akhirnya berpulang ke pangkuan Ilahi.

Di bawah langit yang kelabu namun hangat, enam tim dari Samarinda, Bontang, dan Balikpapan hadir membawa semangat yang dulu ditanamkan almarhum: bermain dengan hati, menang dengan rendah hati, dan kalah dengan bermartabat.

Samba Bontang, Juara dengan Air Mata
Samba Bontang melangkah tegap, namun setiap langkahnya seperti menggenggam duka. Mereka menaklukkan SSA Samarinda 2–0 dan Agas Sempaja 3–1, hingga akhirnya bersua Persigata FC di final. Sebuah partai yang tak sekadar memperebutkan piala, tetapi mempersembahkan makna.

Gol tunggal Parhan menjadi kado perpisahan yang agung. Di tengah gemuruh sorak, ada rindu yang diam-diam tumbuh. Parhan dinobatkan sebagai Top Scorer, sementara Best Goalkeeper jatuh ke pelukan Persigata FC. Best Player diberikan pada permata muda dari Galaxy Balikpapan—semua penghargaan adalah lantunan doa bagi pelatih yang telah tiada.

Coach Abay, Nama yang Tak Pernah Hilang
Coach Akbar, yang akrab disapa Coach Abay, bukan hanya melatih strategi, tapi juga menanamkan nilai-nilai. Kini, tak ada lagi suaranya di pinggir lapangan, namun langkah-langkah kecil para pemain akan terus membawa jejaknya.

Erwin Husien, panitia pelaksana, berkata lirih,

“Sudah sebulan pembinaan vakum. Bukan karena hilang semangat, tapi karena kami semua kehilangan arah. Coach Abay bukan sekadar pelatih, beliau cahaya di setiap awal mimpi anak-anak ini.”

Turnamen ditutup dengan hening. Doa melangit. Rasa kehilangan menetes dalam diam. Namun semangat Coach Akbar akan terus hidup—di setiap peluit, di setiap tendangan, dan di setiap anak yang percaya bahwa sepak bola bukan hanya soal skor, tapi juga tentang hati.

Selamat jalan, Coach Abay. Sepak bola usia dini Kaltim berduka, namun juga berterima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun