Mohon tunggu...
Budi Satria Dewantoro
Budi Satria Dewantoro Mohon Tunggu... Praktisi Hukum

Dekat dengan isu hukum-HAM, human security, kepolisian, penggemar sepak bola, peminat budaya, dan penikmat kuliner Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Victory Dairi vs PS Kwarta, Adu Gengsi di Final Liga 4 Sumut

7 April 2025   14:58 Diperbarui: 7 April 2025   14:58 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Punggawa Victory Dairi merayakan tiket final Liga 4 Sumut dengan penuh suka cita. (Instagram/@victory_dairi)

Final selalu punya cara sendiri merayakan gengsi. Membakar ambisi. Menggetarkan hati. Dan Senin sore, 7 April 2025, Stadion Mini Pancing-Disporasu, kabupaten Deli Serdang, akan menjadi 'altar suci' bagi kontestan terbaik Liga 4 Sumatera Utara: PS Kwarta vs Victory Dairi. Dua tim, dua cerita, satu tujuan. Merebut trofi. Mengabadikan nama. Menjaga pride dan menulis legacy.

Bagi Victory Dairi, partai puncak ini bukan hanya tentang menjadi kampiun. Ini adalah rematch, duel balas dendam setelah sempat ditaklukkan PS Kwarta 0-2 di babak 6 besar, 25 Februari lalu. Kini, anak-anak asuhan Coach Eben Siregar datang bukan hanya bermodal golden ticket ke putaran nasional, tapi juga tekad untuk bounce back dan membalikkan takdir.

Sedangkan bagi PS Kwarta, laga final ini seperti panggung alami. Mereka terbiasa berada di titik ini. Terbiasa mengelola tekanan. Terbiasa menjadi favourite.

Peta Kekuatan: Dua Dunia, Satu Arena

PS Kwarta, tim asal Deli Serdang ini bukan pendatang baru dalam jagat sepak bola Sumut. Klub ini  bahkan pernah naik kasta hingga Liga 2 Indonesia pada 2014.

Di Liga 4 Sumut musim ini, PS Kwarta tampil konsisten. Sepanjang 7 laga, mereka tampil solid, disiplin, dan minim blunder. Di semifinal, mereka membungkam Batak United 4-2 --- kemenangan yang menunjukkan bahwa daya gedor mereka tetap menakutkan.

Sebaliknya, Victory Dairi yang datang dari dataran tinggi Bukit Barisan, menjelma sebagai dark horse --- kuda hitam yang perlahan namun pasti menjadi ancaman serius di pentas Liga 4 Sumut. Tim kebanggaan Kabupaten Dairi ini seperti menulis ulang narasi keberanian; tampil tanpa beban, tapi justru menyimpan ambisi besar.

Sejak berlaga di zona grup --- bahkan harus melewati group of death yang diisi tim-tim tangguh seperti PSSA Asahan, Paya Bakung United, Ratu FC, hingga Gumarang --- Victory mampu lolos sebagai runner up. Satu-satunya kekalahan mereka pun terjadi dengan skor tipis saat menghadapi tuan rumah Asahan.

Namun lebih dari sekadar catatan statistik, Victory Dairi adalah simbol ketekunan dalam belantara kompetisi amatir. Sejak lebih dari 15 tahun terakhir, mereka bertahan, berjuang, dan menolak menyerah dalam kerasnya belantara sepak bola Sumatera Utara. Konsistensi mereka melahap setiap challenge yang datang, membentuk mental baja generasi demi generasi.

Perjalanan mereka ke semifinal juga penuh drama. Sempat kalah 0-2 dari Kwarta di 6 besar, Victory Dairi justru bangkit dalam duel hidup mati melawan Tanjung Balai United. Kemenangan 2-1 mengantar mereka ke empat besar, sebelum akhirnya mencetak big win 4-2 atas PS Sergai di semifinal.

Di tangan Eben Siregar dan sang manajer Batara Sinaga, Victory Dairi tampil all-out. Nama-nama seperti Sanjay Hutajulu, Wilson Togatorop, dan kawan-kawan jadi tumpuan di laga pamungkas nanti.

Infografis performa finalis Liga 4 Sumut
Infografis performa finalis Liga 4 Sumut

Di atas kertas (on paper), Kwarta lebih matang. Tapi sepak bola bukan soal data semata. Ini tentang siapa yang lebih kuat menjaga mental saat pressure datang.

Victory Dairi punya amunisi pertahanan yang lumayan solid, kecepatan, dan semangat muda. Sementara PS Kwarta punya organisasi permainan yang lebih rapi dan mental petarung turnamen. Jika Victory mampu bermain sabar, disiplin bertahan, dan memaksimalkan counter attack, peluang kejutan itu selalu ada.

Namun apapun hasilnya nanti, final ini telah menjadi ruang sakral. Tempat di mana gengsi, air mata, dan kebanggaan berpadu. Di sanalah sepak bola menemukan maknanya --- bukan hanya tentang skor, tapi tentang keberanian melawan sejarah.

Final adalah Tempat Menulis Nama

Di ujung cerita nanti, hanya ada dua warna: sejarah atau kenangan. Trofi Liga 4 Sumut mungkin hanya simbol, tapi bagi kedua kesebelasan, laga ini adalah tentang siapa yang layak dikenang --- bukan hanya karena menang, tetapi karena mereka pantas diperjuangkan.

Dan final hari ini bukan lagi sekadar pertandingan. Ia telah berubah menjadi panggung harga diri. Panggung adu gengsi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun