Mohon tunggu...
Budi Satria Dewantoro
Budi Satria Dewantoro Mohon Tunggu... Praktisi Hukum

Dekat dengan isu hukum-HAM, human security, kepolisian, penggemar sepak bola, peminat budaya, dan penikmat kuliner Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menang Tanpa Arti: Persid Jember Tersingkir di Liga 4 Jatim

25 Januari 2025   13:07 Diperbarui: 25 Januari 2025   13:07 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Persid Jember berpose penuh semangat jelang laga pamungkas Grup AA Liga 4 Jatim. (Instagram/@persid.official)

Di bawah langit Banyuwangi yang kelabu, di Stadion Diponegoro, Persid Jember mengukir kemenangan yang terasa hambar. :Macan Raung', begitu julukan mereka, menutup laga terakhir Grup AA Liga 4 Jawa Timur dengan kemenangan 3-1 atas Persesa Sampang, Rabu (24/1). Namun, kemenangan itu tak cukup untuk membawa mereka melangkah ke babak 16 besar.

Babak pertama menjadi milik Eka dan kolega. Dengan kepercayaan diri yang memuncak, gol pembuka tercipta di menit ke-35 melalui titik putih. Ketepatan kaki nomor punggung 22 membawa harapan di wajah para pemain. Tak berselang lama, pemain nomor 11 menggandakan keunggulan di menit ke-42, memantapkan dominasi mereka sebelum jeda.

Pada babak kedua, Persid tetap tampil bertenaga. Di menit ke-67, tendangan penalti kedua dari nomor punggung 16 memastikan skor menjadi 3-0. Namun, layaknya ironi yang membuntuti, gol balasan Persesa lahir di detik-detik akhir injury time, menit 90+2. Bremora, pemain nomor 29 dari Persesa, mencetak gol hiburan yang terasa seperti penutup pahit bagi kemenangan Persid.

Skor akhir 3-1 tak mengubah nasib. Dengan 4 poin dari tiga pertandingan, Persid hanya mampu menempati posisi ketiga di klasemen Grup AA, di bawah Persebo 1964 dan Persewangi. Meski nilai mereka sama dengan Persebo, produktivitas gol menjadi palu hakim yang menyingkirkan mereka dari arena persaingan.

Harapan yang sempat melambung kini terempas ke bumi. Stadion Diponegoro menjadi saksi bisu kegagalan Macan Raung. Sebuah kemenangan yang berubah menjadi kisah tanpa makna. Sepak bola, dengan segala romantikanya, kembali mengajarkan bahwa tak semua usaha berbuah manis.

Dan di ujung cerita ini, hanya ada tatapan kosong pada tribun yang mulai sepi, mengingatkan bahwa kemenangan sesungguhnya adalah mereka yang terus melangkah—sementara Persid, untuk saat ini, harus puas menunggu giliran di musim berikutnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun