Mohon tunggu...
Ahmad Syahid Abdulloh
Ahmad Syahid Abdulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Design student.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw Jayapura

7 Juli 2017   20:43 Diperbarui: 7 Juli 2017   21:21 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alhamdulillah. Rasa syukur tak henti-hentinya saya ucapkan atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada saya selama di Kota cantik nan mempesona di Papua, Kota Jayapura.

Beberapa hari yang lalu, salah satu dari impian saya sejak lama akhirnya tercapai. Saya bersama 2 sepupu saya dan 7 kawannya berkesempatan berkunjung di Salah satu Kawasan Perbatasan termegah milik Republik Indonesia yakni PLBN Skouw, di Kelurahan Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura yang berbatasan dengan negara Papua New Guinea.

Ditempuh sekitar 30 menit dari daerah Kelurahan Koya Timur (tempat tinggal keluarga saya) atau 1,5 jam dari Pusat Kota Jayapura, saya sampai di PLBN Skouw ini pada pukul 15.40 WIT. Selama perjalanan, jalan yang ditempuh sangat mulus dan berkelok-kelok dengan lebar jalan yang cukup besar. Suasana jalan juga sangat sepi di hari-hari biasa dengan hutan belantara mendominasi sepanjang tepi jalan raya. Jadinya kayak jalan di Tol begitu hehe.. Sesampainya di area PLBN ini saya disambut oleh Bapak-bapak TNI AD yang kepo-kepo plus memintai salah satu KTP dari kami sebagai syarat masuk area utama PLBN Skouw. 

Setelah parkir diarea gedung, betapa terkejutnya saya melihat layar Ponsel yang tiba-tiba Jaringan Indosat saya beganti ke Digicel (Operator Seluler PNG) dan jam di HP saya bertambah 1 jam dari waktu normal WIT. Ternyata oh ternyata itu diakibatkan Roaming Indosat-Digicel yang secara otomatis juga menambah 1 jam mengikuti zona waktu Papua New Guinea. Tapi, Telkomsel disini lagi-lagi berjaya dengan jaringan seluler full dan sinyal 4Gnya. Yap, u know lah bagaimana Telkomsel begitu masifnya membangun jaringannya di tanah Papua hingga bisa menjadi Operator nomor 1 di Bumi Cendrawasih ini.

Border Post RI di Skouw ini ternyata baru saja diresmikan oleh Bapak Presiden RI, Bapak Jokowi pada bulan Mei 2017 lalu. Main Gate PLBN SKOW berdiri dengan megahnya berdampingan dengan menara pandang yang menjulang tinggi mungkin sekitar 40-50 meter.

Sesampainya ditempat, hanya ada rasa kagum dan bangga yang ada di benak saya. Bagaimana tidak? Biasanya kita seringkali mendengar kabar/berita tentang betapa mirisnya keadaan perbatasan di wilayah lain seperti Pebatasan RI-Malaysia. Namun disini, PLBN Skouw bahkan menjadi kantong perekonomian bagi masyarakat Papua karena padatnya transaksi jual-beli setiap harinya. Hal ini juga pastinya menjadi salah satu kebanggaan tersendiri bagi Masyarakat Papua.

Di area PLBN Skouw, seperhatian saya ada beberapa gedung yang berdiri megah dengan ornamen-ornamen yang menurut saya sangat cantik dan artistik. Diantaranya ialah Gedung Pemeriksaan Beacukai, Pemeriksaan Pendatang, Klinik dan gedung-gedung lainnya. Adapun juga Monumen Garuda Pancasila, Monumen perjanjian antar kedua negara, Monumen lain berupa tulisan-tulisan hingga area Netral RI-PNG yang luasnya hanya sekotak bidang tanah yang tidak begitu luas dan dikelilingi oleh pagar-pagar berwarna putih berbendera kedua negara.

Adapun, di dalam PLBN Skouw juga terdapat pasar tradisional (Pasar Skouw) yang biasanya menjadi lokasi belanja warga perbatasan, khususnya bagi masyarakat Papua New Guinea (PNG) atau Papua Nugini. Usut punya usut, dikutip dari artikel yang saya baca di laman Detik Finance, transaksi jual beli di pasar perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea (PNG) ini cukup besar, dengan rata-rata per tahun mecapai puluhan miliar. Bahkan, pada 2016 tercatat 166 ribu orang PNG yang masuk ke Indonesia melalui PLBN Skouw Jayapura dengan nilai transaksi mencapai Rp 25,8 miliar. Besar apa kakak

Selama di area PLBN Skouw saya selalu bertanya-tanya, kira-kira apa mungkin orang-orang PNG yang masuk ke wilayah Indonesia semuanya memakai pasport atau kelengkapan standart perjalanan ke luar negeri lainnya? Pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang di fikiran saya bahkan hingga saat ini. Hal tersebut terjadi karena melihat begitu banyaknya warga PNG yang melakukan jual beli di Pasar Skouw ini. 

Warga PNG yang melakukan jual-beli di daerah Perbatasan ini dulunya sebagian besar menggunakan mata uang Kina (mata uang PNG) sebagai alat tukar. Namun kini hal tersebut sudah berbalik dimana pemerintah saat ini sudah mewajibkan seluruh transaksi menggunakan Rupiah. Bahkan rencananya disini juga akan didirikan gedung Money Changer untuk memudahkan warga PNG yang akan berbelanja.

Warga PNG yang melakukan transaksi jual-beli diwajibkan kembali ke negara asalnya pada pukul 16.00 WIT melalui gate utama. Momentum tersebut juga saya ikut saksikan ketika di area PLBN Skouw ini. Beh.. betapa riuhnya orang berbondong-bondong lari dari pasar menuju gerbang utama dengan membawa barang belanjaannya. Ada hal unik juga yang saya jumpai, diantaranya warga PNG itu kalau belanja tidak setas jinging atau se karung saja, tapi bisa 3-4 gerobak per orangnya. Ada pula Ojek yang dinamai Ojek Lintas Negara. Ojek tersebut dioperasikan dari Pasar hingga ke Daerah Netral RI-PNG. Ojek yang keren menurut saya bisa sampai lintas negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun