Mohon tunggu...
Banglims
Banglims Mohon Tunggu... Cleaning service Trainer -

Master trainer Smartnusa Cleaning & Service System Development - Training

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KALIMAT "MELAYANI DENGAN HATI" UNTUK SLOGAN PERUSAHAAN ?

12 Januari 2015   16:06 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 4773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru 10 tahun saya berkecimpung dalam dunia pelatihan pelayanan, dan sering saya melihat beberapa perusahaan menuliskan " Melayani dengan hati " atau " Melayani sepenuh hati" sebagai Slogan perusahaannya, apakah maksud kalimat tersebut telah dipikirkan dan dihayati ulang ? apakah mudah dipahami artinya oleh para karyawan? atau mungkin karena terlalu seringnya diucapkan sehingga, kalimat ini menjadi biasa dan jarang dipikirkan kembali.

Saya adalah termasuk trainer yang kurang setuju dengan penggunaaan ungkapan kalimat Indah tersebut dalam setiap training, atau dijadikan sebagai slogan perusahaan, kalau benar slogan " Melayani dengan hati" yang ingin dihantarkan kepada segenap konsumen, maka terlebih dahulu kita harus memahami Hati itu apa dan untuk apa ? dan akan panjang penjabarannya mungkin akan berkenaan dengan Agama, Spiritualisme dan Filsafat dan yang paling penting harus siap dibayar " Sesuka hati" ha ha ha is joking . . .

Sampai hari ini, saya masih bingung dengan kata kata indah bersayap tersebut, sebagaimana syair syair gubahan pujangga, yang enak di baca namun sulit untuk diterapkan.

Saya lebih memilih menggunakan kalimat " Melayani dengan Integritas diri dan Sistim pelayanan perusahaan yang terpadu" ( Ini aja udah sulit, apalagi itu . . . . ), nah . . . . di Sistim pelayanan dan Integritas diri inilah terletak standar, proses pelayanan dan pencapaian yang terukur.

Lalu apakah standar, proses pelayanan dan pencapaian yang terukur dari Hati?, bisa jadi banyak orang yang sulit mendefinisikan kata "Hati", dan banyak juga yang salah menafsirkan hati sebagai perasaan, padahal hati dan perasaan adalah dua hal yang berbeda, belum lagi dengan kata "Rasa hati " (alamak jan . . lebih pusing lagilah awak . . . . .)

Bagi saya, Hati hanyalah untuk Tuhan saja, hasil kedekatan kita dengan Tuhan akan tercermin dari prilaku keseharian terhadap sesama dan ini adalah tanggung jawab iman kita kepada Tuhan yang sifatnya personal dan rahasia.

Namun, didalam dunia profesional hal ini agak sulit dilakukan, karena pelayanan dalam dunia kerja akan berhubungan erat dengan kebijakan perusahaan, kelayakan penghasilan pekerja, kondisi perusahaan, pembinaan standar pelayanan dan lain lain, dan yang paling utama adalah Uang.

(Saya simpan dulu kalimat "Bekerja untuk Ibadah", karena hal itu akan menimbulkan banyak polemik dan perdebatan, karena hal ini pun harus dikaji lebih mendalam lagi, walau saya sebagai seorang muslim sangat setuju dengan hal ini dan masih tetap belajar untuk memahami hal ini, namun untuk diri saya sendiri saja lohhh . . .)

Namun, didalam dunia profesional kerja, saya harus jujur untuk mengungkapkan fakta bahwa selama ini kebanyakan orang bekerja untuk Uang, dan kalau uang yang didapatkannya masih belum dapat membayar tagihan dan kebutuhan hidup setiap bulannya - minimal, maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil pelayanan dalam dunia kerjanya.

Jadi kesimpulannya, kalimat "Melayani dalam hati" akan lebih cocok bila menjadi slogan dan ungkapan pribadi saja, sesuai sejauh mana setiap pribadi mengartikan dan memaknainya, tidak cocok dijadikan sebagai slogan perusahaan, karena kwalitas pelayanan sebuah perusahaan sangatlah berhubungan dengan beberapa hal yang saya sebutkan diatas, dan jangan pula kalimat tersebut dipakai oleh seorang pimpinan perusahaan untuk memaksakan pekerjanya bekerja sesuai dengan standar dengan pembayaran dibawah standar, kalau sudah begitu, siapa yang tak punya hati sesungguhnya dan siapa yang harus bekerja dan melayani dengan hati ?

"Melayani dengan Integritas diri dan Sistim pelayanan terpadu yang memenuhi standarisasi pelayanan usaha yang prima, Berfikir realistis dan bekerja profesional tanpa syair syair indah bersayap mengangkasa yang sulit dipahami dan diterapkan." - Think service #‎SS

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun