Mohon tunggu...
Insan Sholeh
Insan Sholeh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester akhir jurusan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Objek Wisata di Kab. Garut: Curug Tujuh Cimanganten

10 November 2022   11:25 Diperbarui: 15 November 2022   13:40 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tempat wisata air terjun yang pantas untuk dikunjungi wisatawan berada di wilayah tatar pasundan, tempat ini masih di bilang tersembunyi yaitu Curug Tujuh Cimanganten. 

Cerita asal mula air terjun ini memang berbagai versi. Namun menurut Hj. Neneng, cucu dari H. Apid Saum Luwuk (pengurus curug cimanganten). Nama cimanganten ini berasal dari kata timbanganten atau menimbang-nimbang golok dengan air. Dahulu ada seseorang yang diutus untuk menyebarkan agama islam ke tanah pasundan dengan membawa air dari Mekah di dalam sebuah kendi. Namun bu Hj. Neneng tidak mengetahui dengan jelas siapa yang membawa air itu.”Ibu teh nggak tau pasti neng siapa yang membawa air itu teh. Tapi kata Pak Asep salah seorang pengunjung yang sering datang kesini, katanya yang bawa air ini teh Sarif Musa. Ibu teh cuma tahu cerita yang kesini-kesininya neng. Cerita dari bapaknya bapak ibu aja. Jadi kurang tahu jelas siapa yang membawa air dari mekah itu” terang bu Neneng dikutip dari New Wisata Blogspot.

Obyek wisata Curug Tujuh Cimanganten ini sangat indah, menarik, sejuk, alami dan tentunya memiliki keunikan tersendiri bagi yang datang mengunjunginya. Menurut cerita rakyat sekitarnya, konon dahulu kala saat masih hutan belantara Curug Tujuh Cimanganten merupakan tempat bertapa dan ngelmunya seorang Patih salah satu kerajaan kuno ditatar pasundan yang menjadi waliyullah penyebar agama Islam. Maka tidak heran jika oleh masyarakat sekitar tempat ini dahulunya sangat disembunyikan karena adanya nilai "sakral", hanya dapat dikunjungi oleh orang-orang tertentu saja seperti para ahli spiritual, kyai, ajeungan, santri, pesilat (pendekar) dan orang yang berhajat saja. 

Dahulu Curug Tujuh Cimanganten masih dianggap "angker", menakutkan dan tidak boleh sembarangan orang yang memasukinya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kini, seiring bergulirnya pemahaman masyarakat sekitar yang di dorong oleh pemerintahan setempat telah membuka lokasi ini menjadi objek wisata dan airnya dimanfaatkan lebih luas lagi bagi kesejahteraan masyarakat. Air terjun ini mempunyai tujuh air terjun. Dan masing-masing dari air terjun ini mempunyai nama. Yang pertama adalah curug cikajayaan, cikahuripan serta cipaniisan. Bu Hj. Neneng mengaku tidak tahu nama curug yang lainnya. Karena dari dulu ia hanya diberi tahu tiga saja. “Kemarin pernah tayang disalah satu acara TV. Tapi yang ibu sayangkan, kenapa si bapak itu tidak menanyakan nama curug lainnya kepada yang kesurupan itu. terus apakah raden wiijaya kusumah itu sama denga Eyang walipatih karantena atau tidak? padahal itu sangat penting kan neng?” kata Bu Neneng dikutip dari New Wisata Blogspot.

Untuk mengunjungi curug ini cukup simpel saja, kami start dengan menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota intan Garut menuju kearah Samarang yang selanjutnya menelusuri jalan Pasirwangi, lalu di patrol berbelok ke kanan masuk jalan desa menuju perkampungan Cimanglid, tidak jauh dari sana sampailah ke lokasi tujuan yaitu Curug Tujuh Cimanganten.

Di lokasi air terjun ini, terlihat cukup banyak pengunjung lain yang sudah lebih dulu berada di sana, ada yang hanya sekedar duduk-duduk manis sambil ngopi, berfoto Selfi, mengambil gambar keindahan alamnya, membuat video dengan menggunakan HP-nya, ada juga yang tertegun-tegun melihat keindahan alamnya dan mandi menikmati terjangan air terjun dari atas bukit.

Air terjun ini merupakan salah satu air terjun keramat. Sumber airnya adalah dari pohon bukan dari gunung. Jika orang yang datang ke curug cimanganten ini bermaksud baik, maka responnyapun akan baik. Begitupun sebaliknya.

Ditulis oleh insan sholeh mahasiwa sejaah peradaban islam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun