Di bawah langit Pidie Jaya yang masih dibasahi embun, halaman kantor KIP tampak sibuk oleh langkah-langkah penuh semangat. Senin pagi, 20 Mei 2025. Hari yang bukan sekadar pengulangan kalender nasional, tetapi momen sakral untuk menghidupkan kembali ruh kebangkitan: kebangkitan rasa, kebangkitan bangsa.
Upacara Hari Kebangkitan Nasional yang digelar KIP Pidie Jaya hari itu tak hanya menjadi agenda rutin kenegaraan, melainkan panggung sunyi bagi lakon-lakon demokrasi: mereka yang sehari-hari bekerja dalam diam, tetapi menyalakan lentera bangsa dengan setia.
Iswandi Sosok Nakhoda dan Kompas Birokrasi
Iswandi sebagai Sekretaris KIP dan pembina upacara, Iswandi berdiri dengan tenang di podium. Tampilannya tidak gemerlap, tetapi penuh wibawa. Ia bukan sekadar membacakan amanat Menteri Kominfo Meutya Hafid, tetapi menyulut semangat di dada para peserta. Dengan intonasi tajam namun bersahaja, ia menyampaikan pesan penting: kebangkitan nasional bukan soal seragam dan seremoni, melainkan soal keberanian untuk membenahi dan melayani.
"Bangkit bersama bukan hanya slogan. Ini kerja bersama. Tugas mulia," ucapnya, dengan tatapan yang menyapu peserta satu per satu. Di balik ketenangannya, ada nyala api patriotisme yang tak pernah padam.
Nana, Sang Lokomotif Acara: MC Berjiwa Pejuang
Di balik lancarnya rangkaian acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional, berdiri satu sosok wanita yang tak bisa diabaikan: Nana, sang lokomotif acara. Wanita single kelahiran Kota Asan Kumbang, Kecamatan Kembang Tanjung ini bukan sekadar pembawa acara---ia adalah ruh yang menghidupkan suasana, menyambung semangat audiens dengan makna yang dibawa oleh peristiwa bersejarah itu.