Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pidie Kembali Ukir Sejarah, Borong Juara Umum, Perjalanan Cucu Tgk Chik Ditiro Taklukkan Dayah MUDI Samalanga

9 April 2025   01:50 Diperbarui: 9 April 2025   02:19 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aba. MUDI Serahkan Juara Umum Pendidikan kepada Perwakilan Santri Pidie (Dokter) 

Malam di Dayah MUDI Samalanga itu tidak hanya mencatatkan keberhasilan dalam perlombaan, tetapi juga memahatkan sebuah janji abadi. Janji bahwa setiap generasi akan terus berjuang, menjaga dan mewariskan ilmu kitab kuning dengan sepenuh hati, untuk menerangi masa depan yang penuh tantangan. Di antara tawa, tangis, dan doa yang mengalun, tersirat harapan bahwa perjuangan ini tak akan pernah usai, hingga suatu hari nanti, cahaya ilmu akan menyinari setiap penjuru negeri.

Ketika para santri akhirnya mengakhiri malam itu dan kembali memasuki asrama, ada satu pelajaran yang tersirat: bahwa warisan para ulama adalah harta tak ternilai yang harus disimpan dan terus dijaga. Dengan semangat yang menggelora dan tekad yang semakin mantap, mereka percaya bahwa esok adalah peluang untuk mengukir prestasi yang lebih tinggi, menulis sejarah baru dalam lembaran keilmuan yang abadi.

Di balik setiap bait yang dihafal, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap air mata yang jatuh karena haru, terdapat satu kebenaran yang tidak bisa disangkal: bahwa perjuangan untuk ilmu adalah perjuangan yang membawa keabadian. Dan dari tanah Pidie, cucu-cucu Tgk Chik Ditiro telah membuktikan bahwa jika semangat itu dinyalakan, tidak ada yang mustahil untuk dicapai.

Malam itu, di balik keremangan lampu langgar dan desau angin yang membawa kisah dari zaman dahulu, terukir cerita tentang keberanian, keikhlasan, dan cinta pada ilmu. Cerita itu adalah cerita semua mujahid dan mujahidah Pidie, yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan kadang pula kesehatan demi menuntut ilmu. Mereka tahu, bahwa setiap pengorbanan adalah investasi untuk masa depan, dan setiap keberhasilan adalah cahaya yang menerangi jalan bagi generasi yang akan datang.

Begitu pula dengan Nurul dkk, sosok juara santriwati yang tak hanya mengukir prestasi di atas panggung, tetapi juga di hati masyarakat. Ia menjadi inspirasi bagi banyak remaja di kampungnya, bukti hidup bahwa meskipun jalan yang dilalui penuh halangan, tekad dan doa mampu membuka jalan menuju keberhasilan yang abadi.

Ketika fajar perlahan menyingsing, mengubah langit malam menjadi pelataran jingga, para santri mulai bersiap untuk hari baru. Namun, kisah malam itu tetap hidup di dalam hati. Kisah yang mengajarkan bahwa perjuangan, meski penuh rintangan, selalu menemukan jalannya menuju cahaya. Dan untuk Pidie, kemenangan di Dayah MUDI Samalanga bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang yang akan terus menginspirasi, mencetak sejarah, dan membangun generasi yang berilmu dan berakhlak.

Di balik tiap langkah menuju masjid, di balik tiap helaan napas yang penuh harapan, terpatri satu janji suci: untuk selalu menjaga dan meneruskan warisan keilmuan para ulama, untuk menyulam mimpi melalui lembaran-lembaran kitab kuning, dan untuk menjadikan ilmu sebagai cahaya yang menerangi setiap sudut kehidupan. Di sinilah, para mujahid dan mujahidah Pidie membuktikan bahwa perjuangan mereka bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk generasi penerus yang akan terus menyulam benih-benih keberhasilan.

Dan ketika hari berubah, ketika suara adzan menggema di seluruh pelosok negeri, para santri akan terus berjalan di jalan yang telah ditempuh oleh para pendahulu. Mereka akan mengukir cerita mereka sendiri, menorehkan sejarah baru, dan memastikan bahwa cahaya ilmu yang telah diwariskan tak pernah padam. Dengan tekad yang mengalir seperti sungai yang tiada henti, Pidie menatap masa depan dengan penuh keyakinan bahwa setiap langkah kecil hari ini adalah fondasi untuk kejayaan yang lebih besar esok hari.

Pidie ukir sejarah, bukan hanya dengan gelar, Namun dengan jiwa yang Tak pernah padam. Tentunya dengan keberanian itu, Pidie telah menorehkan sejarah baru, menulis babak keemasan dalam perjalanan pendidikan pesantren Aceh. Dan cerita mereka akan terus hidup, menginspirasi setiap jiwa yang haus akan ilmu, agar suatu hari nanti, perjuangan ini menjadi jalan yang membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi seluruh umat. 

Tak berlebihan diakui ataupun tidak,  keberadaan Kota Santri Samalanga sebagai kiblat ilmu baik via Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dengan Al-Aziziyah, Putri Muslimat Al-Hanafiah, Dayah Ummul Ayman dan beragam jenis variannya itu muaranya dari Pedir (Pidie) Muara Tiga (Laweung) dari seorang ulama Laweung Tgk Idris yang hijrah ke Tanjongan Samalanga  dan mendirikan dayah hingga anak cucunya  akhirnya meneruskan syiar ilmu sampai detik ini. Sudahkah kita melemparkan senyuman bahagia untuknya? 

Wallāhu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun