Mohon tunggu...
Henrico Fajar
Henrico Fajar Mohon Tunggu... Lainnya - Bergiat di SPEK-HAM

Terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati

17 Juni 2011   05:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati

Aku terdiam bukan membisu

hanya merenung sejenak

bertutur dengan hati nurani

menikmati senyumanmu

yang terasa

terbawa dalam keceriaan

yang sulit di ungkap, di visualkan

bahkan didengar

Hari ini,

peliknya persoalan

nampak tak ada ujungnya

penuh intrik, saling jegal

permusuhan tak kunjung akhir

mencipta kebencian baru

menghujat, menteror

bahkan jiwa pun hilang sia-sia

dan kekerasan terus terjadi

Mencoba berharap pada roh keadilan

berdiplomasi untuk mengejar cita-cita

mencipta karya dinamis

penuh inspirasi dan tenggang rasa

Karena jawabanmu bukan solusi

tapi awal untuk berbagi

mengejar idealisme yang bersolidaritas

tanpa paksaan dan hinaan

pujian dan makian

Merajut masa depan

tak berarti membungkam masa lalu dan masa kini

saling berbagi dalam kebersamaan

tak ada satupun yang terluka

atau terjatuh dalam keterpurukan

untuk cinta adalah damai

dan kita ingin bersama

tanpa perbedaan

tanpa penyesatan dan duka cita

Keceriaan hadir untuk berbagi

dalam hatimu dan hatiku

hati kita bersama

dalam satu tubuh

penuh cinta dan kasih sayang

awal dan akhir

Solo, April 2008

Henrico Fajar Kristiarji Wibowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun