Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Perantau Memberi Warna Lebaran Jadi Ramai dan Meriah

24 Mei 2020   06:51 Diperbarui: 24 Mei 2020   10:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemudik atau perantau disaat pandemi covid-19 menjadi salah satu pihak yang sering disebut selain ojol. Namanya ramai dibicarakan menjelang lebaran berkaitan kebiasaan perantau yang selalu pulang kampung saat lebaran. Dari mulai larangan mudik,  pemudik yang nekad dengan berbagai cara untuk pulang kampung sampai cerita yang lain. 

Lebaran tahun ini memang terasa sepi, baik dari sisi keramaian maupun perputaran ekonomi.  Dari sisi keramaian tak terjadi kemacetan,  antrean panjang di exit toll, ATM, mini market atau pusat keramaian. Dari sisi ekonomi hampir semua pedagang mengeluh sepi yang berdampak pada kerugian. Lalu kita akan menyalahkan siapa?  Perantau? 

Tak bisa dipungkiri para perantau memang punya andil besar dalam suasana lebaran. Bahkan penduduk lokal memgalah atau terpinggirkan sementara untuk menyambut hajat tahunan. Dengan kendaraan yang mereka bawa dari tanah merantau mereka memberi andil keramaian dijalanan. Dengan gaya hidup metropolis yang dibawa ke kampung mereka menyerbu mall, restoran, tempat rekreasi dan pusat keramaian dengan membawa sanak saudara untuk berbagi kesuksesan mereka di tanah rantau. 

Sekarang coba kita lihat Lebaran tahun ini disaat pandemi berjalan,  pemberlakuan larangan mudik,  sehingga mereka tidak bisa berkumpul dengan kerabat di kampung. Jalanan di kampung menjadi lengang seperti hari biasa,  pusat keramaian sepi,  tempat wisata tutup. Walau tidak mudik biasanya mereka mengirim sejumlah uang untuk kerabat di kampung,  sehingga atm ramai antrian. Sekarang boro-boro kirim untuk ketabat untuk mereka saja dalam keterbatasan. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Work From Home (WFH)  menjadikan mereka mempunyai banyak keterbatasan dalam beberapa hal. 

Mari kita semua sikapi dengan bijak kondisi lebaran kali ini. Allah sudah mengatur kehidupan ini dengan kuasanya. Silaturrahmi tetap jalan tanpa harus bertemu fisik. Masih bisa dilakukan dengan virtual,  nilai silaturahmi takkan hilang,  hanya karena pembatasan pertemuan fisik. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng|)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun