Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Ragam Tradisi Suku Dayak di Kalimantan Timur

1 Oktober 2022   08:00 Diperbarui: 1 Oktober 2022   08:03 2928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam prosesi atau pelaksanannya sendiri, upacara Dahau biasa digelar secara besar-besaran dan meriah. Bahkan keseluruhan ritualnya umum dilakukan selama kurun waktu satu bulan penuh. Keluarga penyelenggara atau keluarga orang tua pihak bayi biasanya akan mengundang warga suku Dayak dari berbagai wilayah. Upacara atau festival Dahau sendiri berasal dari Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

Erau

(www.pegipegi.com)
(www.pegipegi.com)

Festival Erau merupakan salah satu tradisi yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. Istilah "erau" sendiri berasal dari kata "eroh" yang dalam bahasa Melayu Kutai Tenggarong bermakna keramaian pesta ria atau secara umum dapat dikatakan sebagai pesta rakyat. 

Dalam perhelatannya, erau sendiri merupakan hajatan besar yang sudah berlangsung sejak turun-temurun yang dilaksankan sejak awal kesultanan Kutai berdiri. Seluruh lapisan masyarakat yang sebagian besar tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim tumpah-ruah memeriahkan acara ini. 

Dalam acara tersebut juga diadakan iring-iringan dalam rangka menyerahkan sebagian hasil bumi dan dibawa ke ibukota kesultanan. Hal tersebut merupakan salah satu esensi dari pelaksanaan erau itu sendiri, yakni untuk menunjukkan rasa syukur atas limpahan hasil bumi yang diperoleh masyarakat Kutai.  Jika melihat dari persepsi sejarahnya, erau sendiri telah berlangsung lama yakni sejak abad ke-12 Masehi. 

Dalam catatan sejarah juga menyebutkan jika Erau pertama kali berlangsung saat Aji Batara Agung Dewa Sakhi berusia belia. Ia di kemudian hari diangkat menjadi sultan pertama Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Hingga saat ini, Festival Erau sendiri tak hanya menjadi sajian yang dapat dinikmati warga lokal Kaltim, melainkan sudah menjadi acara tahunan yang disaksikan warga lokal hingga internasional.

Itulah beberapa tradisi yang lekat dan secara turun-temurun rutin dilaksanakan oleh masyarakat Kaltim. Mari kita jaga kelestarian budaya dan tradisi kita agar kelak dapat dinikmati generasi selanjutnya di masa yang akan datang.

#SalamLiterasi

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun