Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Ragam Tradisi Suku Dayak di Kalimantan Timur

1 Oktober 2022   08:00 Diperbarui: 1 Oktober 2022   08:03 2927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenis upacara adat pertama datang dari pelaksanaan yang membawa kebahagiaan, yakni pernikahan. Ngehawa'k merupakan suatu upacara simbolis yang digelar untuk penobatan calon pengantin memasuki gerbang pernikahan. Biasanya, upacara ini juga menyertakan hari pertemuan antara kedua keluarga mempelai pria dan wanita. 

Khususnya untuk menentukan pemilihan hari dan tanggal perkawinan. Yang menarik dari tradisi ini, biasanya dalam pemilihan hari dan tanggal perkawinan  ditentukan dengan bulan hijriah yang baik. Selain itu, biasanya pelaksanaan atau prosesi upacara perkawinannya sendiri tidak melewati bulan purnama. 

Dalam pelaksanaan tradisi ngehawa'k biasanya akan terlihat berbagai macam benda-benda adat bernilai yang banyaknya disesuaikan dengan permintaan pihak wanita. Dijelaskan jika dalam upacara Nghawa'k secara garis besar ada empat tahapan ritual yang dilakukan, yakni badua selamat pengantin, bahias atau merias pengantin, maarak pengantin, dan batatai atau bersanding. 

Belian

(kikomunal-indonesia.dgip.go.id)
(kikomunal-indonesia.dgip.go.id)

Belian adalah upacara adat berupa ritual penyebuhan yang biasa dilakukan suku Dayak di Kalimantan Timur untuk orang sakit. Mengenai pelaksanaannya, dibedakan lagi  menjadi dua yakni Belian Bawo dan Belian Sentiyu. Belian Bawo merupakan upacara penyembuhan yang dipimpin oleh tabib perempuan. 

Peruntukkannya biasa dilakukan untuk pengobatan ringan seperti demam pada anak-anak. Sementara itu, Belian Sentiyu adalah upacara belian besar yang dipimpin oleh lebih dari satu orang tabib, pelaksanaannya juga biasa berlangsung hingga 4 hari 4 malam. 

Sebelum pelaksanaan, disebutkan bahwa masyarakat akan terlebih dahulu menyembelih beberapa ekor babi untuk diambil darahnya. Kemudian disiapkan patung-patung kecil yang melambangkan hantu pengganggu, ornamen janur, dan ramuan daru dedaunan sebagai alat ritual. Lebih lanjut, tabib yang memiliki pengetahuan dan ikut andil dalam prosesi upacara Belian tersebut dapat dianggap sebagai perantarayang dalam bahasa suku Dayak disebut Benuaq.

Berdasarkan keterangan dari Emanuel yang disampaikan melalui SketsaUnmul.com, Pamong Budaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Barat mengungkapkan bahwa, upacara ini tak hanya untuk menyembuhkan orang yang sakit. Namun Belian bisa menjadi bak vaksin bagi orang yang sehat. Selain itu, upacara ini juga dilakukan masyarakat guna mendatangkan hal positif, sehingga Belian juga berguna sebagai upacara untuk memohon berkat.

Dahau

(www.youtube.com/watch?v=1wBFMeSKAAE&ab_channel=DINKOMINFOKUTAIBARAT)
(www.youtube.com/watch?v=1wBFMeSKAAE&ab_channel=DINKOMINFOKUTAIBARAT)

Selain upacara pernikahan, upacara adat yang dimiliki masyarakat suku Dayak juga ada yang dikhususkan untuk menyambut kelahiran seorang bayi, lebih tepatnya upacara pemberian nama atau Dahau. Namun, bukan dilakukan oleh masyarakat umum, upacara ini biasanya digelar bagi kalangan keluarga keturunan bangsawan atau keluarga mampu dan terpandang di setiap wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun