Misalnya, kita yang berprofesi sebagai guru dapat mulai untuk memelajari dan menekuni komputerisasi atau jaringan, atau kita dapat belajar secara otodidak tentang teknis perbukuan dan korespondensi agar kita dapat mengerjakan suatu tugas di tempat kerja dengan lebih optimal.
Dunia Kerja yang kian Kompetitif
Munculnya  slogan Indonesia menuju generasi emas tahun 2045 agaknya bukan sekedar slogan semata. Itu merupakan sebuah cita-cita yang kemungkinan dapat terwujud apabila kita mempersiapkannya sejak jauh-jauh hari. Persaingan di level dunia kerja saat ini memang begitu masif.Â
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja  aktif di Indonesia hingga Agustus 2021 mencapai angka 140,15 juta orang, naik sekitar 1,93 juta pada Agustus setahun sebelumnya.Â
Rincian lain menyatakan jika jumlah pekerja informal berjumlah 77.91 juta orang (59,45%) sedangkan jumlah pekerja komuter menapai angka 7,34 juta orang pad abulan Agustus 2021.Â
Sementara tingkat pengangguran di Indonesia menembus angka presentase sebesar 6,49%. Dari data tersebut, dpat kita spekulasikan jika setiap tahun kita selalu dimunculkan pada realitas persaingan dalam dunia kerja.Â
Banyaknya kompetitor-kompetitor dalam dunia kerja menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh siapapun. Kompetitor lokal maupun asing sudah semakin siap untuk dapat berkarir di Indonesia. Maka dari itu, kita dituntut untuk terus giat dalam belajar dan senantiasa meningkatkan kualitas diri baik  spiritual, kompetensi, dan keterampilan lainnya.
Ketahanan Mental dan Ideologi
Seiring ketatnya persaingan yang memaksa di dunia kerja. Generasi muda kerap dihadapkan pada situasi pelik kala harus memikirkan bagaimana bersaing dengan kompetitor kerja juga harus memikirkan nasib ia kelak ke depan.Â