Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kata "Anu" (Layakkah Masuk ke Dalam Bahasa Indonesia?)

9 April 2022   07:00 Diperbarui: 9 April 2022   07:03 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   

Bahasa Indonesia selalu menyajikan banyak pembahasan yang layak untuk dikupas dan ditelaah. Problematika yang dinamis dan kompleks seakan telah menjadi sesuatu yang lumrah dibahas baik mengambil dalam ranah teoritis maupun konteks kehidupan sehari-hari. 

Berdasarkan data dari Kemendikbud tahun 2018, Indonesia memliki kurang lebih sekitar 652 bahasa daerah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. 

Mulai dari bahasa daerah yang ada di provinsi Aceh hngga provinsi Papua. Banyaknya jumlah bahasa daerah tersebut akan memengaruhi cara seseorang dalam berbahasa Indonesia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Ada beberapa hal yang menjadi bagan dari permasalahan dalam bahasa Indonesia, misalnya aksen, serapan  bahasa daerah ke bahasa Indonesia, sampai pada munculnya kata-kata yang tak terlalu penting namun cukup sering menganggu seseorang dalam berbahasa Indonesia misalnya pada situasi resmi. Contohnya penggunaan kata 'anu'.

Jika menelaah historiografi dari mana munculnya kata anu, kita tak akan menemukan dari mana asal kata tersebut secara pasti. Dalam KBBI, kata anu diartikan sebagai yang tidak disebutkan namanya (orang, benda, dan sebagainya) atau digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang namanya lupa atau tidak diketahui.

Berdasarkan pengartian tersebut, dapat disimpulkan secara general jika penggunaan kata anu sifatnya lebih fleksibel dan situasional. Maksudnya, kita dapat memanfaatkan kata tersebut untuk membantu seseorang atau diri pribadi ketika sedang berbicara dengan mitra tutur. 

Kata anu yang digunakan dalam tuturan dapat berubah perannya sebagai kata ganti, penunjuk suatu kelas kata tertentu seperti sifat, kerja, benda, dan lain sebagainya. Serta digunakan untuk membantu seseorang yang sedang mengalami stag atau lupa ketika akan mengatakan sesuatu.

Ada beberapa situasi yang menandakan penggunaan kata anu dominan di lingkungan masyarakat yakni sebagai berikut.

Pengganti sementara Kelas Kata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun