Susan mendengarkan nyanyian lembut dari dasbor. Tom memegang kemudi dengan tenang. Mobil melaju di aspal yang lengang dalam balutan malam.
Aku mau bercerai! Tiba-tiba Susan bersuara. Membuat Tom tercengang, sedetik kemudi bergolak ikut menerima syok. Tom mendetak rem lalu menyisikan mobil ke tepi. Suami itu memandangi istrinya yang tak bergerak.
Aku ingin cerai Tomi! Ulang Susan sedikit kalem. Kenapa? Tom membuang udara yang tiba-tiba meningkat di dalam paru-parunya.
Susan tidak menjawab, dia mengunci bibir indahnya, lengannya membelokkan cermin spion ke wajahnya dan perempuan itu hanya memandangi parasnya di dalam cermin.Â
Tom berusaha mengelus lengannya tapi Susan bergeming, dia terus saja bercermin.
Oke kita pulang dahulu! Sergah Tom, tapi Susan masih saja bercermin.
Tak lama mereka tiba dan masuk rumah. Tom duduk di sofa berharap membuka pembicaraan penting tentang keinginan mengejutkan dari istrinya.
Tapi Susan melewatinya, dia melangkah ke ruang taman belakang yang asri, lalu duduk di muka cermin besar. Tom menatapnya.
Emang sudah dua pekan ini, Susan menghabiskan banyak waktunya di depan cermin yang belum lama dibelinya.Â
Susan, apa yang membuatmu ingin berpisah? Tom mendekat lekat. Susan  tersenyum tipis masih di dalam cermin.
Perempuan asing yang dulu itu kembali lagi! Katanya sembari menatap bayangnya di cermin.
Perempuan manakah sayang? Tom sedikit sok asik dia ikut pula masuk ke dalam ruang cermin.
Aku telah mengabaikannya sepanjang hidupku padahal dia mengenalku luar dalam. Aku merindukannya Tomi!Â
Mata Susan mengupas bayangan dalam cerminnya seperti menyesal pernah meninggalkan bayangan itu sendirian di masa silam.