Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulang Undangan

4 April 2022   15:24 Diperbarui: 4 April 2022   15:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from pixabay.com

Perempuan itu menanyakan kepada saya. Kenapa saya tidak menawarkan bakat saya yang hebat kepada editor. Perempuan itu merasa heran membaca tulisan saya yang dia pikir hebat.

Tulisan yang sukcs! Kata saya.
Tidak untuk saya! balasnya.
Tidak, saya sudah mengenalnya berulang kali dan itu memuakkan!
Aku akan mengatakannya! Kau tidak sepantasnya menjadi common worker!

Saya tidak mengacuhkannya dan mulai meminum beberapa gelas. Perempuan cantik itu tidak mengetahui bahwa saya pernah 5 kali ditolak untuk suatu pekerjaan mencuci piring di sebuah rumah makan.

Lupakan saja! Kata saya.
Perempuan itu menatap mata saya, matanya indah berwarna safir dan lengannya putih bergelang intan. Dia memang kaya banget, saya baru mengenalnya sekali ini, kata orang dia seorang kolektor.

Tak lama ruang living yang berbantal renda Roma dan berkarpet Turki, mulai di datangi orang-orang berpakaian necis. Mereka berbicara tinggi tentang art, mereka orang-orang seni langit, para pelukis, pematung, penggubah, pengamat seni, penulis terkenal, pekuliner international, ahli-ahli olah raga, ahli politik, ahli humaniora, ahli gaya hidup, ahli ekonomi dan orang-orang kalangan atas, top banget.

Seharusnya saya beruntung berada di pertemuan dahsyat ini, dan Nyonya rumah yang cantik molek itu, bisa bertukar kepala dengan para pelaku utama. Mereka terlihat seperti dewa di mata saya. Pembicaraan mereka menjadi slek dengan apa yang ada di kepala saya, saya pun separuh menyesali kenapa perempuan cantik itu memasukkan saya ke dalam daftar undangannya. 

Saya sendiri kurang memahaminya, mungkin seperti tuturnya, bahwa dia pernah sekali membaca puisi saya yang dikatakannya memiliki perbedaan.
Saya tertawa tadinya, bahwa tulisan saya itu seperti tulisan-tulisan lain yang biasa, jika saja berbeda mungkin itu hanya tulisan undergorund atau punk, yang kerap saya buat kala saya mabuk.

Terlihat perempuan itu repot meladeni chatingan para tetamu, dan saya yang jaka sembung tidak nyambung, lebih senang mendekati hidangan mewah terutama minumannya. Saya terus mereguk bir dan sedikit kue yang enak banget yang tidak pernah saya temukan di kehidupan saya.

Hingga waktu yang belum rampung saya memutuskan untuk pulang.
Lady, saya pikir saya akan berpamitan lebih awal! Kata saya kepada perempuan itu.
Whattss..? Dia bagai tak percaya.
Ya, itu akan lebih baik!

Tidak Rojer, anda harus ada di dalam acara dan membaca puisi anda!
Whattss..? Saya terkejut, gantian tidak mempercayainya.
Ya, tentu saja! ini kesempatan anda, dan saya sangat mengandalkan anda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun