Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hongaria Bisa Menempatkan Jerman dalam Kesedihan

20 Juni 2021   17:52 Diperbarui: 20 Juni 2021   17:59 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Hongaria. Sumber:bolasport.com

Perancis terluka parah oleh bek sayap kiri Hongaria Attila Fiola yang memicu ledakan emosional.  Proses gol yang sederhana dari sisi kanan Perancis dimulai dari gelandang kanan Adam Nagy menyapu bola menyilang ke kepala Fiola yang masuk ke kaki Sallai yang berlari di belakang bek kanan Benjamin Pavard. 

Sallai yang sudah melihat rongga gol mengumpan balik ketengah diantara bek kanan Perancis dan Raphael Varane agar Fiona masuk didepan kedua mereka. 

Selanjutnya hanya hitungan detik di kotak penalti dan keterlambatan Varane apalagi Pavard buat menyerahkan Fiola menjadikan dirinya pahlawan nasional dengan melesakkan bola ke dalam tiang kanan Hugo Lloris.

Lalu Attila Fiona tiba-tiba menghilang, terkubur ke dalam kerumunan pasukan merah Puskas dalam perayaan yang seperti mimpi.

Puskas Arena yang full capacity bergema dengan kebisingan meledak ditengah atmosfer panas 36 derajat menghempaskan momen mereka. Seperti menjerit ke langit: Bodo amat dengan klasemen grup neraka ini. Perancis adalah final mereka! Dan mereka telah menghasilkan kesempatan yang kelak akan tinggal lama ke dalam memori sepakbola Hongaria. Menahan juara dunia!

Perancis yang memang tajam harus memudar di hadapan tembok merah, meski lompatan petir Kylian Mbappe kerap menemukan celahnya namun tangan terakhir kiper laba-laba Hongaria, Peter Gulasci selalu berhasil menancapkan tangan di kilatan bola Mbappe. Hanya penyeimbang gol Griezmann yang sekali ini membuat Gulasci menggapai aroma udara bola Griez.

Tim Marco Rossi ini tampil dengan agresi yang persis sama ketika melawan Portugal. Hongaria yang keras kepala menyepikan Christiano Ronaldo selama 84 menit tanpa gol dan tanpa bisa mendekat gerbang merah dengan hanya berputar-putar dan umpan potong yang tidak berarti. Sampai tiba Renato Sanches yang masuk di menit ke-80 yang terlambat, bisa membuat break thru dan tercipta tiga gol di kurun waktu delapan menit.

Hongaria memang mengalami kekalahan yang mengkhawatrikan saat menghadapi Portugal, itu dikarenakan tumpuan serang dari seorang kapten senior mereka Adam Szalai ditarik keluar segera setelah mengalami cedera tandukan di kepalanya yang membuatnya pusing. Sehingga Hongaria seperti memaksa lebih bertahan.  

Namun saat menghadapi Perancis semalam membuat  bintang-bintang Perancis dengan kecermelangan individu yang memukau, tidak dapat mengalahkan upaya kolektif Hongaria.

Sehingga tidak terbersit adanya hukuman akan kekalahan melawan Portugal, saat menit terakhir Gulasci menepis dorongan Mbappe yang meningkat  namun terlihat mulai langka. Peluit akhir wasit Oliver langsung saja sebagai pertanda untuk memulai letusan yang tertahan di dalam Puskas Arena.

Nyanyian-nyanyian Hongaria bergema hingga lebih dari satu jam dari Michael Oliver menyemprit menit akhir pertandingan yang mengasyikkan ini. Pelatih pujaan Marco Rossi melambat bergabung kerumunan untuk mendukung tim yang sudah direndam kemuliaan lagu pujian mengingatkan akan kejayaan 90 an.

Hongaria berkelas medioker di grup setan, grup F bersama raksasa Perancis, Portugal dan Jerman telah mendirikan tembok merah mereka tinggi sebagai penghalang di belakang dan pemotong tajam di depan dalam genggaman midfileder dalam Laszo Kleinheisler, siap membalikkan arti kesebelasan pujaan.  Portugal telah tertahan selama 84 menit dan Perancis telah menyerahkan 'juara dunia' nya.

Selanjutnya Hongaria akan menghadapi Stabilizer Jerman dalam grafik yang sedang menanjak. Tak ada kesebelasan di grup ini yang menyukai permainan ala Hongaria, mungkin termasuk bos Joachim.

Apakah Die Mannschaft akan dimasukkan kedalam kotak oleh ulah Magyarok sang Penyihir Magyar? Ini adalah sesuatu yang bukan tidak mungkin.  Kai Havertz mungkin akan menemukan lawan lebih buthead dari sekedar bersama Chelsea, atau Gundogan akan terpaksa pontang-panting menahan deru sporadis bola-bola play maker Kleinheisler, penyandang man of the match di pertandingan Hungary vs France kemarin.

Apakah Hungary akan menepis trauma The Miracle of Bern saat Jerman mengalahkan pasukan Ferenc Puskas di final dunia 1954? Sepertinya demikianlah adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun