"Hei, wajahmu sedikit muram. Bisakah berbagi ada apa gerangan?" dia mendesak lembut.
"Saya mulai ketakutan menghadapi malam.." bisik saya kuatir didengar penumpang sekitar.
Teman saya mengangguk-angguk.
"Bagaimana rasa hatimu ketika berhasil melewati malam?"
"Saya seperti diselamatkan"
Saya lihat dia mengusap dagunya, nampak seperti seseorang yang bijaksana. Seorang pemimpin.
"Kau tau? Aku harus memimpin kereta ini" Sepertinya dia sedang memberi firasat buruk kepada saya.
"Tapi saya tidak bisa terus mengandalkan keberuntungan diselamatkan tanpa formula untuk malam-malam berikutnya. Saya memerlukanmu" balasku beralasan.
"Baiklah"
"Maksudmu?"
"Jangan kuatir kita semua sama. Dan kau telah terpilih menjadi kandidat" jawabnya meyakinkan.