Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fatamorgana

27 November 2020   07:00 Diperbarui: 27 November 2020   07:09 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh DKunert dari Pixabay

Saya merasakan keyakinan dalam otak saya,  setelah di pinjamkan fatamorgana, semua ketidakpastian yang menghantui saya menjadi sirna seketika. Saya menjadi kuat dan tidak lunglai, memiliki kekuatan ganda untuk mendayung perahu busuk saya lancar jaya menuju dermaga. Tiba di darat saya berlari ringan menuju kehidupan.
***
"Bapak harus meminumnya tanpa alpa" seseorang berjas dan bercelana putih membangunkan  saya. Dia masih berdiri dan saya pikir saya mengenalnya dengan baik. "Permen baru dokter?" saya bertanya malas.

"Ingat bapak harus meminum obat ini!" orang putih itu pun meninggalkan saya yang masih rebah. Namun langkahnya berhenti dan kembali menoleh. "Hei, hari ini sobat bapak saya ijinkan membesuk, bersikaplah manis" kemudian dia menghilang.

Dan benar sehabis sarapan dan berjalan berputar sal-sal, beberapa orang sudah menanti di meja besar tamu depan. "Hai sobat.."  tamu-tamu itu serempak menyapa saya, tapi saya merasa tidak mengenal mereka. Sampai mereka merangkul-rangkul saya, tidak ada yang saya rasakan kecuali rasa heran dan dingin. "Ingat kan? Kami adalah sobat-sobatmu kawan. Kami akan selalu siap membantumu" kudengar hanya itu yang mereka katakan bergantian dan berulang-ulang hingga kuping saya lelah.

"Baiklah!" respon saya bernada curiga, membuat mereka terdiam. Tapi tiba tiba kawan sebelah kamar saya datang menyela. "Hei teman, ijinkan aku meminjam fatamorganamu hari ini ya?". "Pergi kau perusuh!" saya naik pitam dan mengusirnya sehingga membuatnya tunggang langgang meninggalkan meja kami.

"Baiklah! Dengar kalian semua! Saya tak akan pernah, tak akan pernah melepaskan fatamorgana saya. Kalian tau apa tentang mengatasi penderitaan ketidakpastian untuk menjalani hidup, hanya fatamorgana ini yang bisa menangguhkan merangkul kebenaran  sampai ketidakpastian, sebagaimana mestinya, kembali mengungkap kebohongan kepastian"

Dan saya merasa lega ketika dokter muncul mungkin mendengar suara saya yang menggelegar. Lalu dokter menggeret tetamu itu sedikit menjauh. Sayup saya mendengar dokter memerintah kepada tamu tamu itu pergi demi ketenangan yang sangat dijaga di dalam rumah sakit perawatan jiwa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun